Delapan PDP Belum di Kudus Disweb Ruang Isolasi Corona Penuh
KUDUS - Per Kamis (26/3) pukul 08.30 WIB tercatat sebanyak 22 PDP dan 125 ODP di Kabupaten Kudus. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah, sementara fasilitas ruang isolasi yang tersedia di seluruh rumah sakit rujukan di Kudus penuh.
Juru bicara penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi mengatakan, kapasitas ruang isolasi yang ada di beberapa rumah sakit rujukan di Kabupaten Kudus saat ini hanya bisa menampung 22 orang saja. Sementara PDP yang yang dirawat saat ini sudah mencapai 22 pasien.
"Fasilitas ruang isolasi untuk yang tersedia untuk penanganan Covid-19 di rumah sakit hanya untuk 22 orang, dan sekarang pasien yang dirawat sudah 22 PDP, jadi dekarang sudah penuh,’’ jelas Andini di ruang rapat kantor Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus saat menggelar Konferensi Pers penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus lusa kemarin.
Jumlah 22 PDP itu tersebar di beberapa Rumah Sakit rujukan, di RSUD dr Loekmono Hadi 12 pasien, RS Mardi Rahayu 6 pasien, RSI Sunan Kudus 2 pasien, dan RS Aisyiah 2 pasien. Adapun fasilitas ruang isolasi di RSUD Loekmono Hadi saat ini 11 "bed", RS Mardi Rahayu 4 bed, RSI Sunan Kudus dua bed, dan RS Aisyiah tiga bed. Sedang RS Kumala Siwi, RS Kartika Husada dan Nurus Syifa masing-masing satu bed.
Meski demikian, lanjut Andini, pemkab Kudus belum memiliki wacana mensentralkan penanganan PDP di satu gedung. Hanya fokus pada penambahan ruang isolasi pada ruang rawat Dahlia 1 RSUD dr Loekmono Hadi Kudus dengan kapasitas 24 bed. Sedang pasien umum yang masih di rawat disana, nantinya akan dipindahkan ke ruang lain.
‘’Ruang rawat Dahlia itu nantinya diupayakan memenuhi standar penanganan pasien corona. Mengingat Pemkab Kudus tidak menyediakan bangunan khusus, dengan mempertimbangkan alur penanganan,’’ ujarnya.
Andini menambahkan, dari 22 pasien dalam pengawasan yang dirawat di rumah sakit rujukan tersebut, sudah ada 14 pasien yang diswab (pengambilan sampel air liur). Terdiri dari 6 pasien di RSUD dr Loekmono Hadi, 3 pasien di RS Mardi Rahayu, 3 pasien di RSI Sunan Kudus, dan 2 pasien di RS Aisyiah Kudus.
‘’Sisanya masih ada 8 pasien belum diswab karena alatnya habis,’’ paparnya.
Disinggung soal ketersediaan alat pelindung diri (APD), Andini mengungkapkan saat ini sudah mendapat bantuan dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang telah didistribusikan ke RSUD dr Loekmono Hadi, Rumah Sakit Mardi Rahayu dan sejumlah rumah sakit rujukan Corona di Kudus. "Namun jumlah bantuan yang didapat belum sesuai kebutuhan, itupun sudah termasuk dengan alat virus transport media (VTM) yang dikirim dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta. Tetapi dari Pemkab Kudus sudah berupaya mendatangkan lagi kebutuhan medis dengan menggunakan anggaran APBD Kabupaten Kudus,’’ tandasnya.
Jubir Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus menegaskan pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kabuapten Kudus sudah melakukan beberapa upaya agar PDP tidak bertambah. Salah satunya melakukan pemeriksaan kesehatan di Terminal Induk Jati terhadap masyarakat maupun penumpang yang baru datang dari luar daerah atau daerah yang terjangkit corona.
"Saat pemeriksaan, kartu identitas juga dicatat untuk memudahkan tim survailen melakukan pemantauan. Sehingga jika menunjukkan gejala corona virus segera diminta untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Sedang masyarakat yang tidak terjaring pemeriksaan awal itu, tim surveilen akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Tenaga medis sebagai garda terdepan kami upayakan juga selalu siap dan seoptimal mungkin melakukan penanganan covid-19," pungkasnya. (red)
Delapan PDP Belum di Kudus Disweb Ruang Isolasi Corona Penuh
Juru bicara penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus, dr Andini Aridewi mengatakan, kapasitas ruang isolasi yang ada di beberapa rumah sakit rujukan di Kabupaten Kudus saat ini hanya bisa menampung 22 orang saja. Sementara PDP yang yang dirawat saat ini sudah mencapai 22 pasien.
"Fasilitas ruang isolasi untuk yang tersedia untuk penanganan Covid-19 di rumah sakit hanya untuk 22 orang, dan sekarang pasien yang dirawat sudah 22 PDP, jadi dekarang sudah penuh,’’ jelas Andini di ruang rapat kantor Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus saat menggelar Konferensi Pers penanganan Covid-19 di Kabupaten Kudus lusa kemarin.
Jumlah 22 PDP itu tersebar di beberapa Rumah Sakit rujukan, di RSUD dr Loekmono Hadi 12 pasien, RS Mardi Rahayu 6 pasien, RSI Sunan Kudus 2 pasien, dan RS Aisyiah 2 pasien. Adapun fasilitas ruang isolasi di RSUD Loekmono Hadi saat ini 11 "bed", RS Mardi Rahayu 4 bed, RSI Sunan Kudus dua bed, dan RS Aisyiah tiga bed. Sedang RS Kumala Siwi, RS Kartika Husada dan Nurus Syifa masing-masing satu bed.
Meski demikian, lanjut Andini, pemkab Kudus belum memiliki wacana mensentralkan penanganan PDP di satu gedung. Hanya fokus pada penambahan ruang isolasi pada ruang rawat Dahlia 1 RSUD dr Loekmono Hadi Kudus dengan kapasitas 24 bed. Sedang pasien umum yang masih di rawat disana, nantinya akan dipindahkan ke ruang lain.
‘’Ruang rawat Dahlia itu nantinya diupayakan memenuhi standar penanganan pasien corona. Mengingat Pemkab Kudus tidak menyediakan bangunan khusus, dengan mempertimbangkan alur penanganan,’’ ujarnya.
Andini menambahkan, dari 22 pasien dalam pengawasan yang dirawat di rumah sakit rujukan tersebut, sudah ada 14 pasien yang diswab (pengambilan sampel air liur). Terdiri dari 6 pasien di RSUD dr Loekmono Hadi, 3 pasien di RS Mardi Rahayu, 3 pasien di RSI Sunan Kudus, dan 2 pasien di RS Aisyiah Kudus.
‘’Sisanya masih ada 8 pasien belum diswab karena alatnya habis,’’ paparnya.
Disinggung soal ketersediaan alat pelindung diri (APD), Andini mengungkapkan saat ini sudah mendapat bantuan dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, yang telah didistribusikan ke RSUD dr Loekmono Hadi, Rumah Sakit Mardi Rahayu dan sejumlah rumah sakit rujukan Corona di Kudus. "Namun jumlah bantuan yang didapat belum sesuai kebutuhan, itupun sudah termasuk dengan alat virus transport media (VTM) yang dikirim dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta. Tetapi dari Pemkab Kudus sudah berupaya mendatangkan lagi kebutuhan medis dengan menggunakan anggaran APBD Kabupaten Kudus,’’ tandasnya.
Jubir Gugus Tugas penanganan Covid-19 Kabupaten Kudus menegaskan pihaknya telah bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kabuapten Kudus sudah melakukan beberapa upaya agar PDP tidak bertambah. Salah satunya melakukan pemeriksaan kesehatan di Terminal Induk Jati terhadap masyarakat maupun penumpang yang baru datang dari luar daerah atau daerah yang terjangkit corona.
"Saat pemeriksaan, kartu identitas juga dicatat untuk memudahkan tim survailen melakukan pemantauan. Sehingga jika menunjukkan gejala corona virus segera diminta untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Sedang masyarakat yang tidak terjaring pemeriksaan awal itu, tim surveilen akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat. Tenaga medis sebagai garda terdepan kami upayakan juga selalu siap dan seoptimal mungkin melakukan penanganan covid-19," pungkasnya. (red)
Tidak ada komentar