Pengelola Objek Wisata Telaga Warna Akui Potensi Kerugian Ratusan Juta Akibat Virus Korona
Wonosobo,- Himbauan pemerintah pusat maupun daerah terkait pencegahan penyebaran virus Korona dengan cara membatasi aktifitas luar ruangan dan membatasi bertemu banyak orang untuk sementara waktu dirasa cukup berat bagi pengelola objek wisata di Dieng. Salah satu pengelola objek wisata di Dieng, Agus Purnomo yang mengelola Telaga Warna mengaku pendapatannya menurun dan kedepan akan berpotensi semakin kehilangan pendapatan dari restribusi pengunjung, Minggu (22/3).
"Dengan kondisi yang tidak jelas sesuai kalkulasi kami akan rugi ratusan juta bulan ini, belum potensi kedepan karena terhitung sejak tanggal 17 Maret objek wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon sudah kami tutup hingga waktu yang belum ditentukan," ungkap Agus saat ditemui disalah satu kedai kopi kawasan wisata Kalianget.
"Dengan adanya penutupan ini, otomatis memang menjadi beban bagi perusahaan selaku pengelola semakin berat," jelasnya. Selain tidak ada pendapatan yang masuk, bagi sejumlah karyawan seperti petugas pengamanan dan kebersihan, Agus menyebut pihak perusahaan masih harus memberikan gaji.
Namun demikian, pihak manajemen perusahaan bisa memahami kondisi dan situasi yang tengah dihadapi saat ini, mereka harus lebih mengutamakan keselamatan nyawa manusia daripada kepentingan sepihak.
Pengelola Objek Wisata Telaga Warna Akui Potensi Kerugian Ratusan Juta Akibat Virus Korona
Terhitung sejak tanggal 17 Maret 2020 objek wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon tutup hingga waktu yang belum ditentukan, hal ini sesuai dengan himbauan pemerintah pusat dan daerah terkait pencegahan penyebaran virus Korona. Objek wisata favorit di Dieng yang biasa didatangi ribuan wisatawan asing maupun domestik itu kini nampak lengang sepi pengunjung."Dengan kondisi yang tidak jelas sesuai kalkulasi kami akan rugi ratusan juta bulan ini, belum potensi kedepan karena terhitung sejak tanggal 17 Maret objek wisata Telaga Warna dan Telaga Pengilon sudah kami tutup hingga waktu yang belum ditentukan," ungkap Agus saat ditemui disalah satu kedai kopi kawasan wisata Kalianget.
Bukan hanya pengelola, menurut Agus dampak ini juga berlaku bagi pelaku wisata termasuk biro wisata, guide, pedagang dilokasi objek wisata dan semua yang terkait dengan kegiatan wisata. Menurut pria yang juga aktif di sejumlah gerakan sosial itu, jumlah pengunjung di objek wisata telaga warna per hari ada di kisaran 500 sampai 1000 orang. Dengan harga tiket per lembarnya Rp 12.500,- maka potensi pemasukan dalam satu hari bisa sampai 10 Juta Rupiah. Selain untuk biaya operasional pengelolaan obwis oleh PT Alam Indah Bonbin Lestari, Agus menyebut pendapatan Telaga Warna juga menjadi hak BKSDA selaku pemangku kawasan, serta untuk 2 Desa, yaitu Desa Jojogan dan Desa Dieng Wetan, sesuai kontrak yang telah disepakati bersama.
"Dengan adanya penutupan ini, otomatis memang menjadi beban bagi perusahaan selaku pengelola semakin berat," jelasnya. Selain tidak ada pendapatan yang masuk, bagi sejumlah karyawan seperti petugas pengamanan dan kebersihan, Agus menyebut pihak perusahaan masih harus memberikan gaji.
Namun demikian, pihak manajemen perusahaan bisa memahami kondisi dan situasi yang tengah dihadapi saat ini, mereka harus lebih mengutamakan keselamatan nyawa manusia daripada kepentingan sepihak.
"Kami menaati apa yang menjadi ketentuan dan arahan pemerintah, serta turut berdoa agar wabah korona ini segera tuntas. Untuk beberapa biro perjalanan wisata yang telah menjadwalkan kunjungan ke telaga warna kami telah berkomunikasi perihal adanya penutupan, sehingga bisa dijadwalkan ulang" tegasnya. (anj)
Tidak ada komentar