WONOSOBO - Dampak curah hujan tinggi akibatkan produksivitas pohon durian menurun di Kabupaten Wonosobo, petani pun gagal panen raya karena pohon-pohon durian yang mestinya siap panen, masih jarang berbuah. Cuaca ekstrim yang terjadi sebelumnya juga menjadi penyebab kerontokan bunga-bunga bakal buah tersebut.

Produksivitas durian lokal Wediasin Wonosobo menurun

Curah Hujan Tinggi, Petani Durian Wonosobo Gagal Panen Raya

satumenitnews.com - Rakino, salah satu petani durian warga Dukuh Wediasin, Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, mengatakan kepada awak media, produksi buah durian di bulan lalu (Februari) kurang maksimal dikarenakan curah hujan tinggi yang mengakibatkan rontoknya bunga durian.

"Panen durian telah berakhir bulan kemarin, produksi buah sangat menurun karena banyak bunga yang rontok akibat curah hujan tinggi. Gagal panen raya dikeluhkan sebagian besar petani durian di wilayah Kecamatan Selomerto Wonosobo," ujarnya, Senin (01/03).

Menurutnya, tidak seperti tahun sebelumnya ketika musim panen durian, masyarakat bisa meningkat pendapatannya dari hasil penjualan hasil panen buah tersebut. Jenis durian yang banyak ditanam di dukuh Wediasin merupakan durian lokal, yang menjadi salah satu durian unggul di Kabupaten Wonosobo.

"Biasanya habis panen raya, Desa Krasak mengadakan selamatan dan festival durian lokal unggulan di lapangan desa. Tahun ini tidak diselenggarakan, selain masih situasi pandemi juga karena hasil panen tahun ini menurun," paparnya.

Menurutnya, meskipun pada tahun yang lalu harga durian Rp 15.000 sampai Rp 75.000, namun banyaknya buah yang dihasilkan membuat petani atau pengepul durian di wilayah Selomerto ini tetap mendulang rupiah yang cukup banyak.

"Sedangkan sekarang harga durian terhitung mahal, karena kurangnya produksi buah. Harga mulai Rp 25.000 sampai Rp 100.000 untuk durian lokal super," pungkas Rakino. (Budilaw79/e2)