Breaking News

UMK Kudus Dapat Hibah Untuk Kegiatan Pengabdian Masyarakat

KUDUS - Universitas Muria Kudus (UMK) menduduki peringkat kelima tingkat nasional, sebagai perguruan swasta untuk pembiayaan program pengabdian masyarakat. Berkat capaiannya itu, UMK mendapat bantuan anggaran sebesar Rp 821,4 juta dari Kementrian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristekbrin).

UMK Kudus Dapat Hibah Untuk Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Salah satu produk hasil program pengabdian masyarakat yang didanai Kemenristekbrin.

UMK Kudus Dapat Hibah Untuk Kegiatan Pengabdian Masyarakat 

satumenitnews.com - Rektor UMK, Darsono mengatakan, UMK mengajukan sembilan proposal untuk kegiatan pengabdian masyarakat dan dinyatakan lolos serta mendapat pendanaan dari Kemenristekbrin. Menurutnya, adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, menunjukkan masih banyak yang bisa dikerjakan oleh mahasiswa untuk mengembangkan potensi di tengah masyarakat.

‘’Ini (program pengabdian masyarakat) semakin membukakan mata kita, banyak ‘garapan’ di masyarakat,’’ ujar Darsono, baru-baru ini.

Selain bertujuan mengembangkan potensi, Darsono menyebut kegiatan ini juga harus saling menguntungkan, baik terhadap perguruan tinggi maupun masyarakat. Perguruan tinggi bisa untuk pengembangan kompetensi tri dharma, sedang masyarakat bisa membantu memecahkan suatu masalah yang dihadapi.

Dikatakannya, dalam proposal pengabdian masyarakat tersebut, paling banyak memang terkait usaha kecil menengah (UKM), baik pendampingan maupun menciptakan wirausaha baru. Dalam prosesnya, nantinya UKM akan dilatih dari awal sampai akhir, mulai proses produksi, pemasaran bahkan diberikan alat untuk menunjang produksi agar lebih baik.

‘’Kita tahu, UKM memiliki peranan penting dalam sektor ekonomi negara ini,’’ katanya.

Darsono menambahkan, adanya peran perguruan tinggi dan dosen UMK dalam proses pendampingan UKM atau perekonomian masyarakat, diharapkan hasilnya akan jauh lebih baik. Sehingga mampu merekontruksi upaya pembangunan nasional.

‘’Tentu kegiatan pengabdian masyarakat ini akan terus dikembangkan,’’ imbuhnya.

Diketahui, sembilan proposal program pengembangan produk unggulan daerah (PPPUD) yang diajukan dosen UMK dan lolos pendanaan yaitu, pertama soal ‘Pemanfaatan limbah plastik untuk gagang pisau pada UMKM industri kreatif logam di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus yang diketuai oleh Arif Setiawan.

Kedua, soal ‘Peningkatan daya saing UKM industri kreatif sebagai salah satu produk unggulan daerah Kabupaten Pati dalam memasuki era MEA’ yang diketuai Budi Gunawan. Ketiga, soal ‘Desa sentra mainan anak tradisional Remiten di Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Jepara, yang diketuai Jayanti Putri Purwaningrum.

Keempat, soal Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) di lingkungan kampus UMK yang diketuai Nuraeningsih, dan kelima soal ‘Peningkatan daya saing UKM pengrajin pisau dapur di Desa Bareng Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus yang diketuai Rochmad Winarso.

Selanjutnya, proposal keenam soal ‘PKM kelompok guru SD 4 Dersalam dalam upaya pengembangan ‘Apacintaku’ (aplikasi assessment cinta tanah air berbasis keunggulan lokal) sebagai sarana evaluasi karakter cinta tanah air’ yang diketuai Savitri Wanabuliandari.

Adapun proposal ketujuh soal ‘Learning studio berbasis literasi bagi guru SD 3 Wergu Wetan, Kudus yang diketuai Siti Marfuah, proposal kedelapan soal ‘Peningkatan pemberdayaan usaha kecil melalui pengembangan SDM dan pemanfaatan teknologi informasi menuju terwujudnya wirausaha mandiri di era global’ yang diketuai Sukirman. Sedang proporal kesembilan soal ‘PKM pada paguyuban pembudidaya lebah madu di Desa Kandangmas, Kudus’ yang diketuai Taufiq Hidayat. (red/e2)

Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...