Breaking News

Jadi Langganan Banjir, Desa Temulus Akan Normalisasi Sungai Dawe

KUDUS - Akibat tingginya intensitas curah hujan yang terjadi beberapa hari terakhir, mengakibatkan beberapa daerah di Kabupaten Kudus terendam banjir. Hal ini juga diperparah dengan kapasitas saluran air dan sungai yang tak memadai. Salah satu desa yang sering menjadi langganan banjir yakni Desa Temulus, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah. 

Jalan di Dukuh Karangmalang, Desa Temulus tergenang air akibat limpasan dari Sungai Dawe

Jadi Langganan Banjir, Desa Temulus Akan Normalisasi Sungai Dawe

satumenitnews Kepala Desa Temulus Suharto mengatakan tingginya curah hujan beberapa waktu ini membuat banjir merendam tiga RW yakini 1,2, dan 3 dengan ketinggian yang bervariasi yakni antara 20-40 cm.

"Saat ini air yang baru datang di Dukuh Kambangan RW 1, dengan ketinggian air 40 cm," kata Suharto saat di temui wartawan di kantornya, Kamis (10/12).

Sampai saat ini, lanjut dia, belum ada warganya yang mengungsi. Sebab kecenderungannya, banjir akibat meluapnya sungai Dawe tidak berlangsung lama.

"Air sungai Dawe sudah dangkal perlu dinormalisasi. Gorong-gorong jembatan kurang lebar dan kurang tinggi. Jadi tidak mampu menampung limpahan air dari sungai Dawe dan sungai Piji," jelas dia.

Lanjut Suharto, rencananya desa akan membuat drainase menggunakan Dana Desa (DD) tahun 2020. Agar, Desa Temulus tidak lagi menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Namun, adanya pandemi Covid-19, DD dialihkan ke Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"Sebenarnya sudah dilaksanakan, karena corona, jadi pembuatan drainase belum terlaksana. Nanti di tahun 2021 jika corona sudah tidak ada akan kami lanjutkan kembali," tegas dia.

Ditemui secara terpisah, Camat Mejobo Mohammad Fitriyanto mengatakan yang terdampak banjir ada empat desa, yakni Desa Kesambi, Desa Temulus, Desa Golantepus, dan Desa Mejobo.

"Yang pertama di Desa Kesambi, Desa Temulus, Desa Golantepus, dan Desa Mejobo. Sampai kemarin sudah ada beberapa pemukiman yang kemasukan air, tapi masih di ketinggian 5 cm, tetapi untuk jalan antara 20-30 cm," jelas dia.

Disinggung soal Desa Temulus yang sering menjadi langganan banjir, Fitriyanto menjelaskan, hal itu disebabkan kurangnya saluran pembuangan air.

"Disana itu tidak ada saluran pembuangan air. Yang sebelah Timur, khususnya di RW 3 belum ada saluran pembuang. Sehingga pada saat hujan lebat disana terjadi genangan air," jelasnya.

Rencana kedepan, pihaknya dan pemerintah desa sudah menyiapkan program kegiatan untuk pembuatan saluran air di wilayah RW 3.

"Untuk mengurangi debit air yang sering terjadi di wilayah itu. Secepatnya kita akan membuat saluran air di wilayah Timur Desa Temulus," pungkasnya. (yk/e2)

Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...