WONOSOBO - Kesan kumuh saat memasuki objek wisata alam Seroja sangat kental terasa, bekas lapak jualan yang tak lagi terpakai rusak di sana sini dan ditumbuhi tanaman liar. Tak hanya itu, foto boot berbentuk perahu yang menghabiskan dana ratusan juta dan digadang menjadi icon juga terlihat rusak tak terawat, Selasa (24/11).
"Informasi simpang siur, karena kami juga tidak memiliki kewenangan dalam pengelolaan. Untuk perawatan tempat wisata kita tidak tahu-menahu anggarannya, status pasti Pokdarwis hanya pekerja yang dibayar Rp.50 ribu per orang tiap kali berangkat," kata Rozikin.
Menurut Rozikin diawal pandemi Pokdarwis pernah berinisiatif untuk melakukan perawatan karena melihat beberapa titik bangunan mulai rusak dan tumbuhan liar mulai nampak tak beraturan karena sejak pandemi tak ada petugas jaga dilokasi, ia kemudian menanyakan anggaran untuk perawatan kepada bendahara Bumdes dan harus kecewa karena tidak ada anggaran.
Baca juga: Sempat Viral, Obyek Wisata Alam Seroja Kini Sepi Pengunjung
"Saya tanya ke bendahara Bumdes untuk anggaran perawatan yang katanya masih ada sekitar Rp.15 juta, tetapi bendahara menjawab dana tersebut ditarik oleh kades dan direktur Bumdes, bahkan menurut bendahara uang yang ada padanya sudah minus," beber Rozikin.
Dari informasi yang diberikan oleh ketua Pokdarwis Putra Seroja, diketahui Wisata Alam Seroja mendapatkan anggaran sekitar 1,3 miliar untuk membangun restarea di bekas lapangan bola, pavingisasi, pembuatan gazebo, camping ground dan foto boot berbentuk anjungan perahu. Meski begitu hingga saat ini, baik informasi pembangunan dan penggunaan anggaran pihak Pokdarwis tidak pernah mendapatkan informasi yang jelas.
"Intinya kami Pokdarwis tidak memiliki banyak informasi mengenai pengelolaan tempat ini, semua di tangan Bumdes, silahkan langsung tanya ke Bumdes saja," tegas Rozikin. (Budilaw79/e2)
![]() |
Wisata Alam Seroja Desa Tlogo Kecamatan Garung |
Tak Ada Anggaran Perawatan, Wisata Alam Seroja Merana
satumenitnews - Ketua Pokdarwis Putra Seroja, Rozikin saat ditemui membeberkan permasalahan tidak terawat lokasi tersebut karena informasi yang simpang siur. Dia juga menjelaskan pengelolaan Wisata Alam Seroja bukan merupakan kewenangan Pokdarwis."Informasi simpang siur, karena kami juga tidak memiliki kewenangan dalam pengelolaan. Untuk perawatan tempat wisata kita tidak tahu-menahu anggarannya, status pasti Pokdarwis hanya pekerja yang dibayar Rp.50 ribu per orang tiap kali berangkat," kata Rozikin.
Menurut Rozikin diawal pandemi Pokdarwis pernah berinisiatif untuk melakukan perawatan karena melihat beberapa titik bangunan mulai rusak dan tumbuhan liar mulai nampak tak beraturan karena sejak pandemi tak ada petugas jaga dilokasi, ia kemudian menanyakan anggaran untuk perawatan kepada bendahara Bumdes dan harus kecewa karena tidak ada anggaran.
Baca juga: Sempat Viral, Obyek Wisata Alam Seroja Kini Sepi Pengunjung
"Saya tanya ke bendahara Bumdes untuk anggaran perawatan yang katanya masih ada sekitar Rp.15 juta, tetapi bendahara menjawab dana tersebut ditarik oleh kades dan direktur Bumdes, bahkan menurut bendahara uang yang ada padanya sudah minus," beber Rozikin.
Dari informasi yang diberikan oleh ketua Pokdarwis Putra Seroja, diketahui Wisata Alam Seroja mendapatkan anggaran sekitar 1,3 miliar untuk membangun restarea di bekas lapangan bola, pavingisasi, pembuatan gazebo, camping ground dan foto boot berbentuk anjungan perahu. Meski begitu hingga saat ini, baik informasi pembangunan dan penggunaan anggaran pihak Pokdarwis tidak pernah mendapatkan informasi yang jelas.
"Intinya kami Pokdarwis tidak memiliki banyak informasi mengenai pengelolaan tempat ini, semua di tangan Bumdes, silahkan langsung tanya ke Bumdes saja," tegas Rozikin. (Budilaw79/e2)
Tidak ada komentar