![]() |
Pelaku usaha kopi arabika Muji Arto warga Desa Kapencar Kecamatan Kertek |
Kopi Arabika Kapencar, Salah Satu Kopi Khas Wonosobo
satumenitnews.com - Petani dan pengusaha kopi Muji Arto warga Desa Kapencar Kecamatan Kertek mengungkapkan, ia mengenal kopi sejak 2004-2005, namun baru empat tahun ini ia mulai bisa membedakan jenis kopi dan citarasa kopi dengan berbagai cara pengolahan seperti full wash, semi wash, honey, natural dan wine.
"Kopi arabika Kapencar sudah beberapa kali mengikuti festival dan mendapat nominasi terbaik, diantaranya pada perlombaan citarasa kopi di Jember 2007 mendapat juara I, 2017 di Pendopo Kabupaten Wonosobo juara I dan terakhir mengikuti festival kopi tingkat nasional di Prawirotaman Jogjakarta 16 Agustus 2017 juara I dan di Malioboro Jogjakarta 2 November 2017 juga mendapat juara 1," ungkapnya.
Lanjutnya, saat festival kopi di Prawirotaman Jogjakarta, stand kopi Kapencar didatangi langsung oleh wakil Duta Besar Indonesia di Kuwait, mereka mengajak kerjasama untuk mengekspor kopi ke Kuwait minimal 1 ton perbulan.
Hingga hari ini, kopi arabika Kapencar belum bisa memenuhi permintaan eksport karena hasil panen belum mencapai 1 ton perbulan.
'Selain wain Kuwait, Dubai dan Australia juga meminta beberapa kilo sempel kopi green bean, dan kopi Kapencar mendapat respon positif dari sana, mereka mengatakan bahwa kopi Wonosobo sangat istimewa dan berkualitas, hampir semua jenis kopi di Indonesia ada di Wonosobo," kata Muji Arto.
Kopi arabika Wonosobo mempunyai kualitas bagus, memiliki tekstur berbeda karena dibudidayakan di lereng gunung Sindoro, Sumbing, Prahu dan Bismo, semua lahan dengan ketinggian minimal 1200 mdpl .
"Keempat gunung tersebut menghasilkan jenis kopi arabika yang memiliki berbagai macam rasa dengan tekstur yang kuat, rasa pahitnya cukup, dengan rasa buah-buahan, rasa coklat, rasa karamel dan rasa asam yang sangat khas bila benar-benar dirasakan," jelasnya.
Muji berharap kedepan, 3 sampai 4 tahun lagi hasil panenane bisa mencapai rata-rata 10 sampai 15 ton petik merah.
"Untuk pemasaran sampai hari ini masih seputaran Jawa, karena baru 3000 pohon yang bisa dipanen dengan hasil 1 hingga 2 ton pertahun untuk petik merah. Untuk kedepan peningkatan produksi tergantung perawatan, kita sedang menambah tanaman baru sehingga 2 tahun lagi sudah jadi mono cultur khusus lahan lemah Abang dengan harapan hasil panen kopi meningkat," pungkasnya. (Budilaw792)
Tidak ada komentar