Warga Lipursari Berlatih Pengolahan Sampah
Warga Lipursari Berlatih Pengolahan Sampah - 80 anggota kelompok PKH (Program Keluarga Harapan) Desa Lipursari, Leksono, Wonosobo ikuti Pelatihan Pengolahan Sampah yang diadakan oleh mahasiswa mahasiswi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sebagai program KKN PPM UGM tahun 2019, Minggu (28/7).
Menurutnya inovasinya ini perlu dikenalkan ke desa-desa agar masyarakat khususnya tiap masing rumah tangga bisa mengolah sampahnya sendiri dan mengurangi sampah di TPA maupun TPST.
"Inovasi ini perlu kita kenalkan ke desa desa sehingga ke depan setiap rumah tangga di Indonesia bisa mengolah sampahnya sendiri. Kalau ini bisa dikerjakan, TPST kelak tidak ada sampah. Karena ketika kita ingin menggarap TPST itu uangnya mahal," paparnya.
"Dibanyak daerah TPST dalam kurun waktu sekian tahun digarap tapi tidak jadi. Nah kita mengenalkan inovasi yang mudah dipraktekan oleh masing masing rumah tangga sebagai upaya mengurangi sampah di Indonesia," kata Nasih lagi.
Selain melaksanakan program KKN, menurut Mahmudah Sri Handayani selaku penanggung jawab kegiatan, pelatihan dilaksanakan untuk memberi pengertian kepada masyarakat tentang pengolahan sampah organik.
"Selama ini, masyarakat kebanyakan hanya mengenal pengolahan sampah an organik. Masih jarang yang memahami cara pengolahan sampah organik. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mengolah sampah organik," ujarnya.
Ia juga berharap, setelah pelatihan ini, masyarakat di Desa Lipursari, khususnya para petani, bisa memproduksi pupuk sendiri.
Pewarta: Ariyani
Editor: Alvina
Warga Lipursari Berlatih Pengolahan Sampah
Wonosobo, satumenitnews.com - Dosen Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian UGM, Nasih Widya Yuwono memberi pelatihan tentang pengolahan sampah organik sekaligus memperkenalkan inovasinya yang diberi nama Ember Tumpuk. Alat sederhana yang terbuat dari ember dan diberi kran ini yang nantinya akan digunakan sebagai alat pembuat pupuk cair.Menurutnya inovasinya ini perlu dikenalkan ke desa-desa agar masyarakat khususnya tiap masing rumah tangga bisa mengolah sampahnya sendiri dan mengurangi sampah di TPA maupun TPST.
"Inovasi ini perlu kita kenalkan ke desa desa sehingga ke depan setiap rumah tangga di Indonesia bisa mengolah sampahnya sendiri. Kalau ini bisa dikerjakan, TPST kelak tidak ada sampah. Karena ketika kita ingin menggarap TPST itu uangnya mahal," paparnya.
"Dibanyak daerah TPST dalam kurun waktu sekian tahun digarap tapi tidak jadi. Nah kita mengenalkan inovasi yang mudah dipraktekan oleh masing masing rumah tangga sebagai upaya mengurangi sampah di Indonesia," kata Nasih lagi.
Selain melaksanakan program KKN, menurut Mahmudah Sri Handayani selaku penanggung jawab kegiatan, pelatihan dilaksanakan untuk memberi pengertian kepada masyarakat tentang pengolahan sampah organik.
"Selama ini, masyarakat kebanyakan hanya mengenal pengolahan sampah an organik. Masih jarang yang memahami cara pengolahan sampah organik. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengertian dan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mengolah sampah organik," ujarnya.
Ia juga berharap, setelah pelatihan ini, masyarakat di Desa Lipursari, khususnya para petani, bisa memproduksi pupuk sendiri.
Pewarta: Ariyani
Editor: Alvina
nah ini, perlu ditingkatkan dan jangan buang sampah di sembarang tempat
BalasHapus