Breaking News

Belum Ada Arahan PSBB Obyek Wisata di Kedu

WONOSOBO - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo menyampaikan kepada pengelola obyek wisata di Wonosobo melalui media satumenitnews.com terkait penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di pulau Jawa-Bali selama 14 hari mulai 11 - 25 Januari 2021.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo

Belum Ada Arahan PSBB Obyek Wisata

satumenitnews.com - Dalam hal ini dijelaskan Bidang Destinasi Wisata Disparbud Wonosobo, Edi Santoso M.Si, bahwa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di obyek wisata Jawa Tengah ada 3 zona, diantaranya Semarang Raya, Magelang Raya dan Banyumas Raya. Sedangkan kawasan Wonosobo belum ada arahan terkait PSBB pada obyek wisata. 

"Bukan berarti kita mengesampingkan akan PSBB. PSBB kali pertama pada bulan Maret 2020, saat itu dalam peningkatan pandemi. Kami sudah menyampaikan kepada para pengelola wisata, untuk segera menerapkan protokol kesehatan. Kita juga melakukan himbauan penutupan di beberapa obyek wisata yang sekiranya belum bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik," kata Edi Minggu (17/1).

Lebih lanjut terkait penerapan PSBB saat ini, hal tersebut jangan menjadikan down bagi pengelola wisata, tapi justru menjadi syarat utama bagi pengelola untuk tetap mengutamakan penerapan protokol kesehatan pada obyek wisata dan mendisiplinkan penerapan 3M. Memastikan tidak terjadi kerumunan bahkan memastikan pengunjung dan petugas dalam keadaan sehat.

"Mereka bisa melalukan hal itu dengan  assessment secara mandiri sebagaimana arahan dari kementrian kesehatan. Mereka juga harus bisa menghitung kapasitas pengunjung, meskipun dalam pelaksanaanya kapasitas tersebut sangat sulit untuk dimanage. Ketika over capacity akan memungkinkan terjadinya kerumunan bahkan kemacetan. Seperti di wisata Dieng dan sekitarnya yang mempunyai potensi over capacity, serta di area Blembem wisata alam lembah si Kembang yang sekarang baru mulai hit," paparnya.

Menurut Edi, ketika obyek wisata  over capacity, pengunjung bisa diarahkan ke obyek wisata terdekat yang bisa menjadi alternatif tujuan.

"Untuk mengantisipasi hal itu, dari awal kami sudah menyampaikan kepada teman-teman di Wonosobo, harus mulai membuka wisata alternatif di beberapa tempat," ujarnya.

Ia menambahkan, di Wonosobo tidak ada perlakuan khusus. Hanya ditekankan kepada para pengelola wisata agar tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. 

Menurutnya, saat ini sudah tidak seharusnya melakukan sosialisasi, karena sudah sering dilakukan pada masa awal pandemi baik langsung maupun melalui berbagai media sosial.

"Yang urgent saat sekarang adalah bagaimana kami dan teman-teman di lapangan mulai mengevaluasi sejauh mana protokol kesehatan bisa diterapkan dengan baik, ini menjadi catatan yang sangat penting," bebernya.

Pihaknya mengaku belum bisa melakukan hal tersebut seratus persen. Akan tetapi yang terpenting adalah memperketat 3M serta menghindari terjadinya kerumunan terutama saat menerima pengunjung dari luar kota yang masuk zona merah.

"Meskipun hal tersebut berdampak pada tingkat kunjungan wisatawan dari luar kota, akan tetapi kunjungan wisatawan lokal Wonosobo cukup banyak pada masa pandemi ini. Semoga semua obyek wisata di Wonosobo bisa memberikan catatan yang cukup baik," pungkas Edi Santoso. (Budilaw79/e2) 


Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...