Konser Bundengan Pukau Masyarakat Wonosobo
Konser Bundengan Pukau Masyarakat Wonosobo - Bagi sebagian orang, alat musik Bundengan masih asing terdengar ditelinga. Alat musik dari bambu yang mengeluarkan suara mirip gamelan sebenarnya adalah alat pelindung badan dari panas dan hujan yang digunakan untuk angon bebek. Namun penggembala atau tukang angon bebek memodifikasi dengan senar dan memainkannya saat menunggu bebek-bebeknya makan di sawah, Sabtu (28/07).
Kolaborasi antara musik tradisional Bundengan dan musik modern berhasil memukau ribuan penonton di Alun Alun Wonosobo. Tatanan panggung, dekorasi, serta pencahayaan menambah kemewahan dan kemegahan konser Bundengan ini.
Ribuan penonton yang hadir terpukau oleh gelaran apik dari Konser Bundengan yang digelar untuk ke dua kalinya ini.
Konser yang megah itu digarap oleh 4 aransemen seniman lokal, Lukman, Agung, Candra, Jalu, juga dibantu oleh beberapa seniman dari Perancis, Jerman, Jepang, Kroasia, dan Timor Leste.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, konser bundengan ini sengaja tidak mengundang seniman yang sudah terkenal.
"Kami sengaja tidak mengundang artis terkenal, karena kami ingin memberi ruang pada anak-anak dan seniman seniman lokal untuk unjuk kemampuan. Kalau pemerintah tidak memberi ruang, mereka tidak akan berkembang dan tidak bisa bersaing dengan kota kota besar lainya," ujarnya.
Konser musik Bundengan yang dimulai pukul 20.00 WIB., diawali sambutan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Ditjen Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Najamudin Ramli yang mengingatkan kita bahwa Indonesia adalah negara Super Power Kebudayaan.
"Indonesia adalah negara adidaya budaya. Mungkin di sektor ekonomi dan sektor lainnya Indonesia belum maju, tapi Indonesia adalah negara nomor satu dalam bidang kebudayaan. Dan event ini adalah salah satu bukti bahwa Negara Indonesia adalah negara adidaya budaya," ungkapnya bangga.
Pewarta: Ariyani
Editor: Malindra
Konser Bundengan Pukau Masyarakat Wonosobo
Wonosobo, satumenitnews.com - Dalam Festival Sindoro Sumbing Sabtu malam, alat musik tradisional Bundengan dimainkan dengan vusion alat musik modern dengan begitu mewah dan meriah dalam sebuah konser musik dan panggung megah.Kolaborasi antara musik tradisional Bundengan dan musik modern berhasil memukau ribuan penonton di Alun Alun Wonosobo. Tatanan panggung, dekorasi, serta pencahayaan menambah kemewahan dan kemegahan konser Bundengan ini.
Ribuan penonton yang hadir terpukau oleh gelaran apik dari Konser Bundengan yang digelar untuk ke dua kalinya ini.
Konser yang megah itu digarap oleh 4 aransemen seniman lokal, Lukman, Agung, Candra, Jalu, juga dibantu oleh beberapa seniman dari Perancis, Jerman, Jepang, Kroasia, dan Timor Leste.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, konser bundengan ini sengaja tidak mengundang seniman yang sudah terkenal.
"Kami sengaja tidak mengundang artis terkenal, karena kami ingin memberi ruang pada anak-anak dan seniman seniman lokal untuk unjuk kemampuan. Kalau pemerintah tidak memberi ruang, mereka tidak akan berkembang dan tidak bisa bersaing dengan kota kota besar lainya," ujarnya.
Konser musik Bundengan yang dimulai pukul 20.00 WIB., diawali sambutan Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Ditjen Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Najamudin Ramli yang mengingatkan kita bahwa Indonesia adalah negara Super Power Kebudayaan.
"Indonesia adalah negara adidaya budaya. Mungkin di sektor ekonomi dan sektor lainnya Indonesia belum maju, tapi Indonesia adalah negara nomor satu dalam bidang kebudayaan. Dan event ini adalah salah satu bukti bahwa Negara Indonesia adalah negara adidaya budaya," ungkapnya bangga.
Pewarta: Ariyani
Editor: Malindra
Tidak ada komentar