Breaking News

Ketua Bumdes Tlogo Bongkar Isu Dana Pengelolaan Wisata Alam Seroja

WONOSOBO - Sebagai obyek wisata yang viral antara pertengahan tahun 2017 hingga awal tahun 2019, Wisata Alam Seroja tak luput dari tawaran bantuan investor dari swasta maupun pemerintah. Namun segala bentuk tawaran investasi dari swasta maupun perorangan tersebut ditolak oleh pengelola dengan alasan ingin mandiri, meski begitu bantuan dari pemerintah diterima oleh pengelola dan angkanya mencapai milyaran rupiah.


Ketua Bumdes Tlogo Bongkar Isu Dana Pengelolaan Wisata Alam Seroja
Fasilitas di obyek wisata Seroja tak terawat

Direktur Bumdes Tlogo Bongkar Isu Dana Pengelolaan Wisata Alam Seroja

satumenitnews Ketua Bumdes Desa Tlogo, Ihsan mengatakan, sumber dana pembuatan fasilitas obyek Wisata Alam Seroja Desa Tlogo Kecamatan Garung berasal dari berbagai sumber yang sudah diterima oleh Pemdes Tlogo dan Bumdes pada tahun 2018-2019. Bantuan tersebut digunakan untuk rolak jalan sebagai fasilitas menuju obyek wisata dan pembangunan rest area Alam Seroja Desa Tlogo.

Ihsan mengungkapkan, Bumdes pernah mempunyai dana 20 juta untuk perawatan fasilitas wisata, karena berbagai alasan dana tersebut tidak digunakan, sehingga saat ini kondisi obyek wisata tersebut terlihat memperhatinkan.

"Dana 20 juta berencana untuk perawatan tempat wisata, namun karena adanya program rest area dana yang ada diambil Pak Kades untuk PAdes 15 juta, masih tersisa 5 juta," jelasnya.

Baca juga : Tak Ada Anggaran Perawatan, Wisata Alam Seroja Merana

"Dalam pengelolaan dan perawatan obyek wisata bagi saya sebagai ketua Bumdes, tinggal Pokdarwisnya mau seperti apa, Pokdarwis mendapat penghasilan besar dan dilaporkan kepada Bumdes dan dikembalikan lagi untuk perawatan, honor atau kesejahteraan anggota," ujar Ketua Bumdes.

Menurutya, Bumdes hanya menjalankan pekerjaan sesuai Perdes dengan sistem pendapatan dibagi sesuai job-jobnya, untuk PAdes, honor dan untuk perawatan fasilitas tempat wisata dan sebagainya. 

"Dari pendapatan tersebut yang mendapatkan paling tinggi adalah PAdes, karena bagaimanapun untuk desa porsinya paling banyak. Hal tersebut sudah disepakati mulai dari 2016-2017, yang sudah dimasukkan dalam Peraturan Desa (Perdes)," bebernya.

Ketua Bumdes menerangkan, dalam pembangunan fasilitas obyek wisata, tahap pertama Pemdes Tlogo mengeluarkan dana Rp. 200 juta untuk perolakan jalan. 200 juta kembali dikeluarkan pada tahap kedua untuk meneruskan perolakan jalan tersebut. Sedangkan pembuatan fasilitas lain berasal dari berbagai sumber. 

"Kali pertamanya dana masuk ke Desa Lestari sebesar 200 juta untuk pembuatan perahu pandang, 200 juta untuk camping ground dan untuk pembuatan rest area mendapat bantuan dari Kementrian Desa dengan nilai Rp. 1,5 milyar pada Desember 2018. Dari anggaran tersebut dipotong PPN dan  PPH hingga 200 juta, total anggaran pembuatan rest area  1,3 M dan selesai pada tahun 2019-2020," bebernya.

Ihsan menerangkan, bahwa dari berbagai macam bantuan yang sudah diterima, semua ada TPK yang mengelola untuk kegiatan masing-masing. Bumdes tidak mengelola dana tersebut. Bumdes hanya menerima laporan kerja dari TPK.

"Sebagai Bumdes, saya hanya melakukan pekerjaan dengan sistem, bagaimana caranya pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik, ketika dievaluasi tidak ada masalah itu sudah cukup. Yang paling penting kita bisa bersama-sama mengelola obyek wisata dengan baik dan mengutamakan transparansi, sehingga  akan berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan," tandas Ihsan. (Budilaw79/e2)


Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...