WONOSOBO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo telah menganggarkan Rp.10 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020 untuk menyelesaikan pembangunan pasar kecamatan Sapuran. Akan tetapi rencana pembangunan Pasar Sapuran tersebut gagal dilaksanakan pada tahun ini. Batalnya pembangunan pasar ini disebabkan anggaran pembangunan dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Gagalnya kelanjutan pembangunan pasar ini disebabkan anggaran pembangunan dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19. Memang tahun ini anggaran fokus ke penaganan pandemi semua," paparnya saat ditemui awak media pada Rabu, (11/11).
Menurutnya, meskipun gagal dibangun pada tahun 2020 ini, pihaknya akan berusaha menganggarkan pembangunan pasar Sapuran pada tahun 2021. Sehingga diharapkan bisa segera ditempati oleh para pedagang yang sekarang menempati lokasi di lahan pabrik CV. Mekar Abadi.
"Untuk anggaran Pasar Sapuran sudah ada. Saya sudah melihat anggaran untuk tahun 2021. Jadi kemungkinan akan dibangun pada tahun depan," ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya sudah pernah meminta pedagang untuk menempati walaupun belum selesai seratus persen, namun ada penolakan dari para pedagang. Menurutnya apabila tidak segera ditempati bagunan pasar Sapuran akan rusak. Pihaknya berjanji akan terus berusaha merealisasikan pembangunan pasar pada tahun 2021.
"Mereka tidak mau pindah kalau pasar belum jadi, apalagi tidak pindah semua. Ada sekitar dua ribuan pedagang di Pasar Sapuran yang saat ini menempati tempat relokasi. Untuk antisipasi kerusakan, pasar harus segera dibangun dan supaya para pedagang segera pindah ke pasar tersebut," pungkas Suprayitno. (Budilaw79/e2)
Kepala Bidang Pasar, Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disdagkop UMKM) Wonosobo Suprayitno
Kelanjutan Pembangunan Pasar Sapuran Gagal Dilaksanakan Tahun Ini
satumenitnews.com - Disampaikan Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disdagkop UMKM) Wonosobo Suprayitno, kelanjutan pembangunan Pasar Sapuran batal terlaksana pada tahun 2020, karena anggarannya sebesar Rp. 10 miliar dari APBD 2020 dialihkan untuk penanganan Covid-19."Gagalnya kelanjutan pembangunan pasar ini disebabkan anggaran pembangunan dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19. Memang tahun ini anggaran fokus ke penaganan pandemi semua," paparnya saat ditemui awak media pada Rabu, (11/11).
Menurutnya, meskipun gagal dibangun pada tahun 2020 ini, pihaknya akan berusaha menganggarkan pembangunan pasar Sapuran pada tahun 2021. Sehingga diharapkan bisa segera ditempati oleh para pedagang yang sekarang menempati lokasi di lahan pabrik CV. Mekar Abadi.
"Untuk anggaran Pasar Sapuran sudah ada. Saya sudah melihat anggaran untuk tahun 2021. Jadi kemungkinan akan dibangun pada tahun depan," ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya sudah pernah meminta pedagang untuk menempati walaupun belum selesai seratus persen, namun ada penolakan dari para pedagang. Menurutnya apabila tidak segera ditempati bagunan pasar Sapuran akan rusak. Pihaknya berjanji akan terus berusaha merealisasikan pembangunan pasar pada tahun 2021.
"Mereka tidak mau pindah kalau pasar belum jadi, apalagi tidak pindah semua. Ada sekitar dua ribuan pedagang di Pasar Sapuran yang saat ini menempati tempat relokasi. Untuk antisipasi kerusakan, pasar harus segera dibangun dan supaya para pedagang segera pindah ke pasar tersebut," pungkas Suprayitno. (Budilaw79/e2)
Tidak ada komentar