Breaking News

Bumdes Tlogo Butuh Laporan Dari Pokdarwis

WONOSOBO - Bumdes Desa Tlogo sanggah telah menelantarkan Objek Wisatanya, menurut mereka pembenahan dan perawatan akan dilakukan beberapa bulan lalu dengan dana seadanya. Bahkan dalam peresmian Rest Area yang belum jadi dilaksanakan karena wabah, mereka telah merencanakan untuk mendatangkan Gubernur Jawa Tengah.

Bumdes Tlogo Butuh Laporan Dari Pokdarwis
Ihsan Ketua Bumdes Tlogo Kecamatan Garung

Bumdes Tlogo Butuh Laporan Dari Pokdarwis

satumenitnews - Saat ditemui terkait informasi tidak terawatnya obyek Wisata Alam Seroja, Direktur Bumdes Tlogo, Ihsan menerangkan bahwa perawatan obyek wisata Alam Seroja sebenarnya ada dana tersendiri. Dana perawatan tersebut diambil dari pendapatan dan nilainya kurang lebih 30 persen pendapatan, akan tetapi dari prosentase tersebut tidak semua untuk perawatan.

"Sebenarnya dana perawatan itu ada, dana itu kita ambil dari pemasukan, sebesar 30 persen dari pemasukan pengelolaan itu untuk perawatan. Meskipun ada beberapa kebutuhan lain juga diambil dari dana itu," kata Ihsan, Rabu (25/11).

Namun setelah dilakukan reorganisasi dan terbentuk kepengurusan baru Pokdarwis pada tahun 2019, menurut Ihsan ada perilaku yang sangat berbeda dari kepengurusan sebelumnya. Ia menilai Pokdarwis yang baru dalam mengelola obyek wisata kurang transparan, mereka tidak melaporkan pendapatan tiket masuk maupun parkir. Akhirnya dengan berjalanya waktu pendapatan pengelolaan mulai berkurang dan tidak jelas.

Baca juga: Tak Ada Anggaran Perawatan, Wisata Alam Seroja Merana 

Baca juga: Sempat Viral, Obyek Wisata Alam Seroja Kini Sepi Pengunjung 


"Karena hampir satu tahun tidak ada laporan uang masuk, kita mau merawat fasilitas yang ada bagaimana dan dana dari mana. Makanya kita belum bisa merealisasikan untuk perawatan obyek wisata ini. Pihak Bumdes hanya butuh laporan yang transparan dari Pokdarwis sebagai pengelola di lapangan, kalau memang dana yang didapat sudah tidak ada, itu tidak masalah yang penting jelas dipergunakan untuk apa," ujar Ihsan.

"Perlu diketahui bahwa pengelola wisata itu ada di Pokdarwis dan Bumdes, pendapatan Bumdes dari pengelola obyek wisata melalui penjualan tiket masuk dan parkir. Bumdes juga sebagai pengelola wisata mulai dari perawatan, memberikan honor dan sebagainya dari hasil pendapatan yang dilaporkan oleh Pokdarwis. Makanya saya hanya butuh laporan pertanggung-jawaban untuk kebaikan bersama," lanjutnya panjang lebar.

Ihsan juga bercerita bahwa rencana pembenahan dan perawatan sebenarnya akan dilakukan sejak beberapa bulan lalu, ia berencana akan mendatangkan Gubernur Jawa Tengah untuk peresmian Rest Area, meski masih banyak hal yang menjadi pertimbangan dari pihaknya. Selain adanya Covid-19, kurangnya  sinergi antara Pokdarwis, Bumdes dan Pemdes juga menjadi kendala.

"Sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan bermusyawarah terkait pengelolaan obyek Wisata Alam Seroja, namun belum ada kesepakatan antara ketiganya. Sedangkan dalam perencanaan pada Bulan Desember besuk atau setelah virus pandemi ini berakhir kami berencana membuka kembali Wisata Alam Seroja," pungkas Ihsan. (Budilaw79/e2)

 

Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...