satumenitnews.com - Para pelaku Wisata Dieng angkat bicara soal Lakalantas yang yang terjadi Rabu, 30 September 2020. Menurut mereka kejadian Lakalantas tersebut tidak akan terjadi bila pihak biro wisata dari luar daerah mentaati aturan yang sudah disepakati dengan menggunakan moda angkutan micro bus Wonosobo-Dieng yang paham medan, Kamis (01/10).
 |
Penampakan bangkai Micro Bus jurusan Wonosobo Dieng yang dihantam Bus Wisata Dalam Lakalantas Rabu, 30 September 2020
|
Pelaku Wisata Dieng Sayangkan Insiden Lakalantas Bus Wisata
Ketua Paguyuban Pelaku Wisata Dieng (PPWD) IB Nugroho mengatakan dirinya bersama rekan-rekan seprofesi terus berupaya mensosialisasikan aturan yang telah dibuat agar bus besar tidak masuk sampai ke Dieng melalui jalur Wonosobo. Kejadian naas yang menimpa bus pariwiata berukuran medium itu menurutnya bisa dihindari bila mereka mentaati aturan yang sudah di sepakati, apalagi rambu lalulintas larangan bus besar melintas sudah terpasang terpasang di dua titik menuju Dieng.
"Kami sudah terus lakukan sosialisasi dan koordinasi dengan pelaku wisata dari luar daerah untuk mengganti angkutan Bus besar ke micro bus, bukannya kami serakah tetapi mengingat medan jalur ke Dieng dari Wonosobo yang ekstrim kami mencoba untuk meminimalkan kejadian seperti kemarin," ujar IB Nugroho yang biasa dipanggil Canuk.
Alasan Canuk mensosialisasikan aturan mengganti angkutan lebih kecil seperti micro bus cukup beralasan, disamping sopir lokal lebih memahami jalur dan medan jalan Wonosobo Dieng, faktor lain seperti kelelahan sopir dari luar daerah serta kondisi kendaraan setelah perjalanan jauh juga perlu di istirahatkan/didinginkan.
"Jalur Wonosobo Dieng ini terbilang istimewa di bandingkan lokasi wisata lainnya. Saya contohkan di Wisata Candi Borobudur, disana selain medan datar tempat tujuan hanya satu. Wisatawan bisa 3 jam menikmati kunjungan dan sopir bisa istirahat melepas lelah, sedangkan untuk wisatawan Dieng selain jalur yang ekstrim menuju lokasi, tempat kunjungaannya banyak. Bisa dikatakan hanya sekitar per 30 menit wisatawan pindah tempat. Sehingga waktu istirahat sopir bus dan kondisi mesin kendaraan sangat beresiko," bebernya.
Sayangnya menurut Canuk masih banyak pelaku wisata yang belum menyadari aturan yang ada baik pelaku wisata lokal maupun luar daerah. Untuk menghindari kejadian naas terulang kembali ia meminta kepada semua pelaku wisata untuk mentaati aturan yang sudah ada.
Sementara itu Kasi Dalops dan Perparkiran Diperhubkim Wonosobo, Welly mengatakan dengan adanya kejadiaan naas tersebut ia akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Satlantas Polres Wonosobo dan Disparbud untuk meningkatkan sosialisasi terhadap rambu-rambu larangan bus besar melintas jalur Wonosobo Dieng.
"Kedepan sosialisasi rambu-rambu lalulintas akan kami tingkatkan, bukan hanya rambu larangan bus besar melintas saja, tetapi titik-titik rawan di jalur Wonosobo Dieng. Jalur Dieng memiliki tingkat kerawanan tinggi, kita sudah ada data titik mana saja yang rawan dan akan kita pasangi rambu peringatan," ujar Welly. (red)
Tidak ada komentar