KUDUS - United Nations Educational, Scientific dan Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahun dan Kebudayaan Dunia berencana membuat aksi “Jalur Rempah”, yang akan dimulai pada tahun 2021 mendatang. Aksi itu pun disambut baik oleh sejumlah komunitas dan pegiat sejarah.
Sekretaris Komunitas Sejarah Arga Kencana, Ragil Haryo saat ditemui di Kudus, mengaku sedang merencanakan pembuatan jalur rempah tersebut. Rencana itu pun sesuai dengan karakteristik masyarakat Kudus yakni pedagang, baik yang berasal dari penganut tionghoa maupun pribumi.
‘’Terlihat jelas kulinernya memiliki kandungan rempah yang kuat. Seperti nasi gandul, kepala manyung, dan jenis masakan lainnya,’’ ujar Arga.
Menurut dia, jalan pantai utara (Pantura) ini juga merupakan jalur perdagangan masyarakat, yang biasanya menjadi rute pertukaran rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Jalur rempah dimulai dari wilayah Kecamatan Tayu dan Juwana, Pati karena terdapat dermaga besar di sana.
‘’Saat itu masih menggunakan sistem barter,’’ imbuhnya.
Arga berharap, lima titik jalur rempah di Jawa Tengah yang akan diusulkan UNESCO sebagai warisan dunia itu, dapat berimbas pada sektor perekonomian dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
‘’Diharapkan pula, bisa disinkronkan sehingga bisa mendorong segala sektor,’’ tandasnya.
Sementara Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Sukronedi menuturkan, penyusunan aksi pembuatan jalur rempah ini menggunakan anggaran dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Meski demikian, pemerintah daerah diharapkan dapat mendukung kesiapan wilayahnya.
‘’Lima wilayah di Jawa Tengah ini sudah siap melaksanakan penyusunan aksi jalur rempah ini,’’ ungkapnya.
Menurut Sukornedi, dalam penyusunan tersebut, masing-masing Kabupaten/Kota akan melakukan pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan peninggalan atau bukti-bukti adanya jalur perdagangan rempah. Dengan demikian, masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan jalur rempah itu.
Lanjutnya, pemerintah juga harus memiliki komitmen yang besar dan bersedia menjaga peninggalan sejarah tersebut. Pengalaman sebelumnya, banyak pemerintah daerah yang kurang peduli terhadap pelestarian sejarah karena tidak adanya nilai ekonomis.
‘’Dari pemerintah sudah siapkan anggaran sebesar Rp 300 juta, untuk pelaksanaan awal penyusunan jalur rempah ini,’’ tandasnya.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Lilik Ngesti W saat dikonfirmasi membenarkan Kabupaten Kudus telah masuk dalam daftar rencana aksi penyusunan Jalur Rempah bersama Kabupaten Rembang, Pati, Jepara, Kota Semarang.
Jembatan Tanggulangin, pintu masuk Kabupaten Kudus di perbatasan wilayah Kabupaten Kudus-Demak
Kudus Masuk Dalam Penyusunan Jalur Rempah Warisan Dunia
satumenitnews.com UNESCO mengusulkan 20 titik jalur rempah dari Aceh sampai Papua yang akan menjadi warisan budaya. Di Jawa Tengah, ada lima titik jalur rempah yakni Kabupaten Rembang, Pati, Kudus, Jepara, dan Kota Semarang.Sekretaris Komunitas Sejarah Arga Kencana, Ragil Haryo saat ditemui di Kudus, mengaku sedang merencanakan pembuatan jalur rempah tersebut. Rencana itu pun sesuai dengan karakteristik masyarakat Kudus yakni pedagang, baik yang berasal dari penganut tionghoa maupun pribumi.
‘’Terlihat jelas kulinernya memiliki kandungan rempah yang kuat. Seperti nasi gandul, kepala manyung, dan jenis masakan lainnya,’’ ujar Arga.
Menurut dia, jalan pantai utara (Pantura) ini juga merupakan jalur perdagangan masyarakat, yang biasanya menjadi rute pertukaran rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Jalur rempah dimulai dari wilayah Kecamatan Tayu dan Juwana, Pati karena terdapat dermaga besar di sana.
‘’Saat itu masih menggunakan sistem barter,’’ imbuhnya.
Arga berharap, lima titik jalur rempah di Jawa Tengah yang akan diusulkan UNESCO sebagai warisan dunia itu, dapat berimbas pada sektor perekonomian dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
‘’Diharapkan pula, bisa disinkronkan sehingga bisa mendorong segala sektor,’’ tandasnya.
Sementara Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Sukronedi menuturkan, penyusunan aksi pembuatan jalur rempah ini menggunakan anggaran dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Meski demikian, pemerintah daerah diharapkan dapat mendukung kesiapan wilayahnya.
‘’Lima wilayah di Jawa Tengah ini sudah siap melaksanakan penyusunan aksi jalur rempah ini,’’ ungkapnya.
Menurut Sukornedi, dalam penyusunan tersebut, masing-masing Kabupaten/Kota akan melakukan pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan peninggalan atau bukti-bukti adanya jalur perdagangan rempah. Dengan demikian, masyarakat harus dilibatkan dalam penyusunan jalur rempah itu.
Lanjutnya, pemerintah juga harus memiliki komitmen yang besar dan bersedia menjaga peninggalan sejarah tersebut. Pengalaman sebelumnya, banyak pemerintah daerah yang kurang peduli terhadap pelestarian sejarah karena tidak adanya nilai ekonomis.
‘’Dari pemerintah sudah siapkan anggaran sebesar Rp 300 juta, untuk pelaksanaan awal penyusunan jalur rempah ini,’’ tandasnya.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Lilik Ngesti W saat dikonfirmasi membenarkan Kabupaten Kudus telah masuk dalam daftar rencana aksi penyusunan Jalur Rempah bersama Kabupaten Rembang, Pati, Jepara, Kota Semarang.
‘’Ya benar, Kudus masuk dalam lima titik jalur rempah di Jawa Tengah,’’ pungkasnya. (red/e2)
Tidak ada komentar