Gula Semut Warga Mendongan Kepil Tembus Negara Tetangga
satumenitnews.com - Warga Dusun Mendongan Desa Gondowulan Kecamatan Kepil ciptakan usaha pembuatan gula semut guna peningkatan perekonomian ibu rumah tangga di dusunnya sejak 2016. Kini permintaan gula semut Gondowulan terus meningkat meski dimasa pandemi.
"Para petani tersebut selalu kita bina untuk menjaga kualitas gula. Setelah ada pelatihan dan pembinaan terhadap petani baru kami membuat rumah produksi dan menggadakan sertifikasi organik untuk bisa menjamin harga pasar," ujarnya. Rabu (23/09).
Mungawanah menjelaskan, dalam pembuatan gula semut juga ada bimbingan dari dinas Pertanian Wonosobo guna mendapat kualitas gula yang terbaik. Selain itu dalam prosesnya pihaknya juga bekerjasama dengan Koperasi Srikandi di Kabupaten Purworejo sebagai rekanan yang mengekspor produk gula semut ke negara tetangga.
Gula Semut Warga Mendongan Kepil Tembus Negara Tetangga
Wonosobo,- Kadus Mendongan, Siti Mungawanah mengatakan usaha pembuatan gula semut tersebut dimulai sejak tahun 2016, berawal dari melihat potensi yang ada di Dusun Mendongan yang secara kebetulan hampir rata-rata warga Dusun Mendongan adalah petani penyadap nira kelapa. Dari data penduduk yang ada didapati sekitar 112orang adalah penyadap nira kelapa."Para petani tersebut selalu kita bina untuk menjaga kualitas gula. Setelah ada pelatihan dan pembinaan terhadap petani baru kami membuat rumah produksi dan menggadakan sertifikasi organik untuk bisa menjamin harga pasar," ujarnya. Rabu (23/09).
Mungawanah menjelaskan, dalam pembuatan gula semut juga ada bimbingan dari dinas Pertanian Wonosobo guna mendapat kualitas gula yang terbaik. Selain itu dalam prosesnya pihaknya juga bekerjasama dengan Koperasi Srikandi di Kabupaten Purworejo sebagai rekanan yang mengekspor produk gula semut ke negara tetangga.
"Sementara ini kita masih bekerjasama dengan Koperasi Srikandi yang ada di Purworejo untuk pemasaran yang di pasarkan ke Australia," beber Mungawanah.
Berkenan Isi Survey Pilkada Serentak 2020 Wonosobo Klik Disini
Namun dimasa pandemi ini untuk pemasaran gula semut sempat turun hingg 30%, meski penjualan menurun hingga 30% Mungawanah mengaku produksi tetap berjalan stabil seperti biasanya. Sedangkan gula semut yang di produksi ditampung di rumahnya.
"Produksi tetap berjalan seperti biasanya meski masa pandemi, bahan baku gula semut kita beli dari petani dengan berbentuk gula cetak yang kita proses menjadi gula semut. Pengolahan gula semut dikerjakan 7 orang rata-rata mencapai 3 ton per minggunya bahkan bisa lebih," beber Mungawanah.
"Produksi tetap berjalan seperti biasanya meski masa pandemi, bahan baku gula semut kita beli dari petani dengan berbentuk gula cetak yang kita proses menjadi gula semut. Pengolahan gula semut dikerjakan 7 orang rata-rata mencapai 3 ton per minggunya bahkan bisa lebih," beber Mungawanah.
Menurutnya, sebagai pelaku usaha sangat senang bisa membuka usaha untuk membantu memberdayakan dan meningkatkan perekonomian warga kususnya kaum hawa yang mempunyai anak-anak yang hampir putus sekolah, apalagi dimasa pandemi seperti sekarang. Dengan mereka bekerja membuat gula semut setidaknya bisa mbiayai anak-anak untuk melanjutkan sekolah.
"Selain gula semut, kami juga memproduk kripik buah berbahan pisang dan salak dari hasil panen buah yang kita beli dari petani di Dusun Mendongan. Saya berharap usaha ini terus berkembang untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Dusun Mendongan Kecamatan Kepil," imbuh Siti Mungawanah. (Budilaw-79).
"Selain gula semut, kami juga memproduk kripik buah berbahan pisang dan salak dari hasil panen buah yang kita beli dari petani di Dusun Mendongan. Saya berharap usaha ini terus berkembang untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Dusun Mendongan Kecamatan Kepil," imbuh Siti Mungawanah. (Budilaw-79).
Tidak ada komentar