satumenitnews.com - Beberapa pekan terakhir ini, rintisan Desa Wisata “Puser Angin” yang berlokasi di Bukit Puser Angin turut Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kudus mendadak viral di media sosial. Banyak masyarakat yang mengunjungi bukit setinggi 1.200 Mdpl itu. Untuk menikmati keindahaan pamandangan Bendungan Logung dari sudut atas.
![]() |
Pemandangan Bendungan Logung dilihat dari atas Bukit Puseran yang berlokasi di Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kudus. |
Pengelola “Puser Angin” Diminta Perhatikan Protokol Kesehatan
KUDUS - Camat Jekulo, Wisnubroto Purnawarman Jayawardana, saat dikonfirmasi
membenarkan Bukit Puseran kerap dikunjungi wisatawan lokal beberapan pekan
terakhir ini. Namun pihaknya menyayangkan, banyak pengunjung yang tidak
menerapkan protokol kesehatan atau memakai masker.
‘’Saya minta pengelola untuk
memperhatikan protokol kesehatan pengunjung,’’ kata Wisnu, Jumat (17/7)
Wisnu menambahkan, untuk saat ini
pihaknya belum memiliki wacana untuk menutup lokasi wisata baru yang disebut “Raja
Ampat Kudus” itu. Namun pengelola yang merupakan warga setempat mulai berbenah
dan menerapkan protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan virus korona.
‘’Kami minta terapkan protokol
kesehatan,’’ tegasnya.
Salah satu pengunjung, Ihsan Fadilah (36) warga
Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kudus mengaku kesulitan untuk bisa sampai ke
puncak bukit. Terlebih dirinya mengendarai sepeda gunung. Sebab akses jalan menuju
bukit masih berupa tanah dan hanya memiliki lebar sekitar 4 meter.
‘’Untuk (pesepeda) pemula cukup berat sampai
sini (puncak bukit Puser Angin) karena jalannya kasar dan dipenuhi bebatuan,’’ kata Ihsan.
Dirinya menambahkan, untuk menuju ke bukit Puser
Angin hanya berani saat musim cerah atau tidak ada hujan. Mengingat akses jalannya semakin sulit dilintasi
ketika terkena air hujan karena menjadi berlumpur.
Kendati demikian, setelah bisa sampai di puncak, Ia mengaku puas karena bisa melihat
pemandangan matahari terbenam
dan. Selain itu,
dapat melihat keindahan pemandangan Bendungan Logung yang disebut mirip lokasi
wisata Raja Ampat, Papua karena di tengan bendungan terdapat bukit seperti
pulau.
‘’Disini udaranya juga sejuk dan
anginnya sepoi-sepoi,’’ imbuhnya.
Ihsan berharap, masyarakat yang mengunjungi
bukit Puser Angin dapat menjaga keindahannya dengan tidak membuang sampah
sembarangan. Sebab, tutur dia, sebelumnya banyak sampah sehingga merusak
pemandangan alam dan lokasi bukit Puser Angin.
‘’Saat ini sudah berkurang. Saya
sendiri satelah jajan
bungkusnya bawa lagi,
nanti buangnya kalau turun,’’ tandasnya. (red)
Tidak ada komentar