Komisi VIII DPR RI Reses Di Kudus
satumenitnews.com - Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi, Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) masa Reses IV ke Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Kudus, Selasa (21/7). Tujuan adanya kunker tersebut adalah untuk mendapatkan masukan pelaksanaan program pembangunan bidang agama, sosial, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak serta penanggulangan bencana di daerah.
"Secara geografis, Kudus adalah kabupaten paling kecil di Jawa Tengah. Hanya dihuni +/- 880 ribu jiwa dan memiliki luas 425,2 km². Kudus juga punya julukan, seperti kota santri, kota industri, bahkan kota wali. Ini karena ada 2 makam wali, yakni makam Sunan Kudus dan Sunan Muria," terangnya.
Lebih lanjut, H.M. Hartopo menjelaskan tentang upaya Kabupaten Kudus dalam penanganan pandemi Covid-19. Ia menyebut, penerapan kebiasaan baru di masyarakat butuh adaptasi. Oleh karena itu, ia pun berusaha sekuat tenaga agar kebiasaan baru dalam hal penerapan protokol kesehatan dapat berlangsung dan dipatuhi. Jika hal tersebut telah terpenuhi, kata Hartopo, aktivitas perekonomian bisa berjalan tanpa mengurangi arti penting kesehatan.
"Masa pandemi ini merupakan suatu tantangan yang luar biasa, utamanya dalam membudayakan kebiasaan baru, yakni patuh terhadap protokol kesehatan. Oleh karena itu, kami terus berjuang agar masyarakat sadar. Aktivitas ekonomi harus jalan tanpa mengesampingkan kesehatan. Terlebih, Kudus memiliki semangat Gusjigang (Bagus, Ngaji, Dagang) yang berarti berkepribadian baik, pintar mengaji, dan berdagang," jelasnya.
Selama pandemi Covid-19 melanda, Pemerintah Kabupaten Kudus mendapatkan bantuan dari pelbagai pihak. Mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maupun dari Corporate Social Responsibility (CSR). Berbagai bantuan tersebut terdiri dari alat pelindung diri (APD) dan alat pendeteksi Covid-19, yakni Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
"Kudus mendapat bantuan dari seluruh stakeholder baik dari pusat, provinsi, maupun kalangan swasta. Tak hanya APD, alat RT-PCR juga kami terima. Adanya RT-PCR menjadikan kurva Covid-19 naik luar biasa hingga Kudus berstatus zona merah. Ini dikarenakan adanya screening masal, mengingat Kudus jadi rujukan di eks-Karesidenan Pati. Mudah-mudahan Kudus kembali ke zona hijau," kata H.M. Hartopo.
Terakhir, Plt Bupati Kudus beserta segenap jajaran mengucapkan terima kasih atas kunjungan yang telah dilakukan oleh para anggota legislatif Komisi VIII DPR RI.
"Terima kasih kepada segenap Komisi VIII DPR RI atas kunjungannya. Kami merasa terhormat dan semoga membawa manfaat dalam kunjungan reses di Kabupaten Kudus ini," pungkasnya.
Sementara itu, Abdul Wachid selaku Ketua Rombongan mengatakan, kunjungan kerja ini merupakan bentuk penampungan aspirasi dari kabupaten/kota atas kondisi yang tengah dihadapi.
"Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, kami dari komisi VIII DPR RI membuat program kunjungan kerja masa reses IV ke-3 wilayah yaitu Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. Tujuannya, kami ingin melihat di lapangan dan mengumpulkan data faktual agar kami dapat menampung semua aspirasi dari daerah," terangnya.
Komisi VIII DPR RI Reses Di Kudus
KUDUS - Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus H.M. Hartopo menyambut kedatangan rombongan Komisi VIII DPR RI di Pendapa Kabupaten Kudus. Ia juga menyampaikan bagaimana kondisi Kabupaten Kudus baik secara geografis, kebudayaan, dan maupun lainnya."Secara geografis, Kudus adalah kabupaten paling kecil di Jawa Tengah. Hanya dihuni +/- 880 ribu jiwa dan memiliki luas 425,2 km². Kudus juga punya julukan, seperti kota santri, kota industri, bahkan kota wali. Ini karena ada 2 makam wali, yakni makam Sunan Kudus dan Sunan Muria," terangnya.
Lebih lanjut, H.M. Hartopo menjelaskan tentang upaya Kabupaten Kudus dalam penanganan pandemi Covid-19. Ia menyebut, penerapan kebiasaan baru di masyarakat butuh adaptasi. Oleh karena itu, ia pun berusaha sekuat tenaga agar kebiasaan baru dalam hal penerapan protokol kesehatan dapat berlangsung dan dipatuhi. Jika hal tersebut telah terpenuhi, kata Hartopo, aktivitas perekonomian bisa berjalan tanpa mengurangi arti penting kesehatan.
"Masa pandemi ini merupakan suatu tantangan yang luar biasa, utamanya dalam membudayakan kebiasaan baru, yakni patuh terhadap protokol kesehatan. Oleh karena itu, kami terus berjuang agar masyarakat sadar. Aktivitas ekonomi harus jalan tanpa mengesampingkan kesehatan. Terlebih, Kudus memiliki semangat Gusjigang (Bagus, Ngaji, Dagang) yang berarti berkepribadian baik, pintar mengaji, dan berdagang," jelasnya.
Selama pandemi Covid-19 melanda, Pemerintah Kabupaten Kudus mendapatkan bantuan dari pelbagai pihak. Mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, maupun dari Corporate Social Responsibility (CSR). Berbagai bantuan tersebut terdiri dari alat pelindung diri (APD) dan alat pendeteksi Covid-19, yakni Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
"Kudus mendapat bantuan dari seluruh stakeholder baik dari pusat, provinsi, maupun kalangan swasta. Tak hanya APD, alat RT-PCR juga kami terima. Adanya RT-PCR menjadikan kurva Covid-19 naik luar biasa hingga Kudus berstatus zona merah. Ini dikarenakan adanya screening masal, mengingat Kudus jadi rujukan di eks-Karesidenan Pati. Mudah-mudahan Kudus kembali ke zona hijau," kata H.M. Hartopo.
Terakhir, Plt Bupati Kudus beserta segenap jajaran mengucapkan terima kasih atas kunjungan yang telah dilakukan oleh para anggota legislatif Komisi VIII DPR RI.
"Terima kasih kepada segenap Komisi VIII DPR RI atas kunjungannya. Kami merasa terhormat dan semoga membawa manfaat dalam kunjungan reses di Kabupaten Kudus ini," pungkasnya.
Sementara itu, Abdul Wachid selaku Ketua Rombongan mengatakan, kunjungan kerja ini merupakan bentuk penampungan aspirasi dari kabupaten/kota atas kondisi yang tengah dihadapi.
"Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, kami dari komisi VIII DPR RI membuat program kunjungan kerja masa reses IV ke-3 wilayah yaitu Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. Tujuannya, kami ingin melihat di lapangan dan mengumpulkan data faktual agar kami dapat menampung semua aspirasi dari daerah," terangnya.
Tidak ada komentar