Breaking News

Wonosobo Raih Prestasi Lomba Pertunjukan Rakyat Tingkat Jateng

Wonosobo Raih Prestasi Lomba Pertunjukan Rakyat Tingkat Jateng,  -  Delegasi kesenian Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Wonosobo tampil maksimal di ajang putaran final lomba pertunjukan rakyat tingkat Provinsi Jawa Tengah yang digelar di komplek PRPP Semarang, Minggu (26/8) malam. Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo, Bambang Sutejo ketika ditemui di kantornya, Senin (27/8), mengungkapkan, pentas drama berbahasa Jawa bertema Pilkades Damai tanpa Money Politic dikemas dengan perpaduan iringan gamelan dan tarian lengger mampu diperankan dengan baik oleh para seniman-seniwati. “Terlepas dari hasil, dimana Kabupaten Wonosobo akhirnya meraih trophy sebagai juara harapan kedua dari enam peserta putaran final, kami bersyukur semua dapat berjalan lancar dan maksimal,” tutur Bambang.

Secara umum, Bambang yang dalam pementasan bertindak sebagai sutradara, mengapresiasi totalitas para pemain yang telah memerankan setiap karakter tokoh dengan penuh penjiwaan, meski waktu untuk persiapan dan latihan cukup singkat. Cerita yang diangkat dalam drama berdurasi sekitar 25 menit itu, menurut Bambang merupakan gambaran dari kenyataan yang terjadi di masyarakat. “Kami, sesuai dengan arahan Dinas Kominfo Provinsi, mengangkat tema pemilihan umum (Pemilu) damai tanpa adanya money politic, dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur janji manis para calon pemimpin maupun calon wakil rakyat, yang demi meraih kursi incaran, rela menghalalkan segala cara,” bebernya.

Para seniman dan seniwati, baik yang berperan sebagai pemain maupun pengrawit dan penari diakui Bambang sudah berupaya menampilkan kemampuan terbaik mereka, meski di tengah-tengah pentas sempat terkendala kurang fungsinya microphone sehingga suara yang keluar tidak begitu maksimal. Dalam pentas, Kabupaten Wonosobo yang bersaing dengan Kota Semarang, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Boyolali, membawa 15 seniman-seniwati. Drama yang dipentaskan, secara singkat dijelaskan Bambang, menceritakan tentang adanya proses Pemilihan Kepala Desa di sebuah desa bernama Kamulyan.

Salah satu kandidat Kades, yaitu Den Baguse Tatag yang diperankan oleh seniman muda Tatag Taufani Anwar berupaya mencalonkan diri dengan tujuan mulia, yaitu membawa Kamulyan menjadi desa yang maju dan mandiri. Namun, dibalik niat baiknya itu, ternyata justru kakak kandungnya sendiri melakukan tindakan tercela dengan memainkan uang untuk mempengaruhi warga. Hal itulah yang kemudian menjadi pemicu kegaduhan di desa Kamulyan, sehingga para sesepuh desa turun tangan untuk memberikan pendidikan kepada warga masyarakat.

Di tengah pementasan drama, Bambang menyisipkan tarian lengger dan guyon maton yang masing-masing diperankan secara apik oleh para aktor maupun aktris. “Pembelajaran utama dari keberhasilan Kabupaten Wonosobo menembus putaran final babak 6 besar kemarin adalah bahwa kami seniman-seniwati masih terus berupaya untuk menghidupkan serta nguri-uri kebudayaan Jawa di tengah gencarnya arus modernisasi saat ini,” tandasnya. Ke depan, seni dan budaya tradisional diakui Bambang akan semakin memiliki peran strategis dalam upaya mempromosikan Wonosobo sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.

Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...