Breaking News

Tempat Rehabilitasi Keterbatasan Mental Gunakan Sintem SIKS-NG

WONOSOBO - Keberadaan Yayasan Dzikrul Ghofillin di Dusun Jurutengan Desa Erorejo Kecamatan Wadaslintang yang menjadi salah satu tempat rehabilitasi bagi orang-orang penyandang keterbatasan mental di Kabupaten Wonosobo yang di akui oleh Kemensos Pusat. Yayasan tersebut juga menerapkan sistem SIKS-NG bertujuan untuk pemantauan pusat untuk kegiatan keluar masuk setiap harinya di tempat rehabilitasi tersebut.

Sangidun pendiri Yayasan dzikrul ghofilin bersama dua rekanya


Tempat Rehabilitasi Keterbatasan Mental Gunakan Sintem SIKS-NG

satumenitnews.com -Dikatakan Pimpinan sekaligus pengasuh Yayasan Sangidun, bahwa tempat rehabilitasi penyandang keterbatasan mental miliknya telah diakui Kemensos Pusat yang juga memberikan penerapkan sistem SIKS-NG

"Yayasan ini menggunakan sistem SIKS-NG dari pusat untuk memantau kegiatan keluar masuk atau aktifitas sehari-hari di tempat rehabilitasi ini," ujarnya, Rabu (17/03/21).

Lebih lanjut, adanya Yayasan tersebut berawal dari Sangidun yang pernah mempunyai latar belakang keterbatasan mental hingga hidup dijalanan dengan tidak memakai pakain sehelaipun beberapa tahun lalu.

"Saya pernah alami keterbatasan seperti mereka. Mungkin kalau belum sembuh menjadi orang eror seperti mereka, saya masih ada di jalanan bahkan masih telanjang," ucapnya.

Setelah bisa mengondisikan diri, sangidun dan kelurganya mempunyai inisiatif untuk mengumpulkan orang-orang memiliki keterbatasan mental yang hidup di jalanan yang sebenarnya sadar juga punya rasa, akan tetapi mereka tidak bisa mengendalikan.

"Kesembuhan saya waktu itu menumbuhkan rasa empati dan atensi ketika melihat orang-orang terbatas mental atau kejiwaan yang berjalan di pinggiran jalan. Dari situ kami berinisiatif mengumpulkan orang-orang yang mempunyai keterbatasan mental yang hidup semaunya di jalanan," kata pemilik Yayasan.

Menurut Sangidun, adanya penyandang keterbatasan mental di Yayasan miliknya, banyak memberikan ilmu dan motivasi dari munculnya karakteristik yang ada pada mereka.

"Banyak karakternya, ada yang tempramen, mudah tersinggung, pendiam bahkan ditanya mau apa juga diam sampai kita tidak tahu mereka sakit atau bagaimana, dari situ kami mendapat ilmu yang selama ini kita pelajari tentang kesabaran dan keikhlasan. Meskipun sampai sekarang kami belum benar-benar sabar dan ihklas 100 persen dalam menghadapi mereka," ucapnya.

Selain itu juga ia belajar bahasa isyarat dari mereka, karena ditempat tersebut juga ada yang mempunyai keterbatasan fisik atau disabilitas, seperti bisu, tidak bisa melihat, lumpuh dan sebagainya.


Penyandang keterbatasan mental di tempat rehabilitasi

"Berbagai macam katakter orang-orang ada di sini, dan ada beberapa yang memiliki kondisi yang memprihatinkan diantaranya buta, bisu dan lumpuh, hingga kami pun mempelajari bahasa isarat dari mereka untuk berkominikasi dengan mereka," paparnya.

"Saat ini Yayasan menampung 130 orang penyandang keterbatasan mental dengan berbagai karakter untuk direahbilatasi hingga sembuh total, diantaranya 45 orang Perempuan dan laki-laki 85 orang," punkasnya

Pemilik Yayasan Dzikrul Ghofilin ini juga menceritakan, ketika orang-orang tersebut direhabilitasi sudah sembuh pihaknya langsung menghubungi keluarga mereka, ada yang langsung dijemput, namun juga ada yang tidak mau menerima atau menolak mereka untuk kembali di tengah keluarganya.

"Saya langsung menghubungi keluarga mereka bila sudah sembuh 100 persen, ada yang lagsung dijemput pulang dan ada juga keluarga yang tidak berkenan mereka pulang. Ini yang sangat disayangkan dan menjadi keprihatinan kami," punkasnya. (Budilaw79)

Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...