Breaking News

Sembilan Desa di Kudus Masih Dikepung Banjir

KUDUS - Sembilan desa di tiga kecamatan di Kabupaten Kudus, hingga Sabtu (6/2) masih dikepung banjir. Banjir tersebut dampak dari luapan air Sungai Wulan dan JU 1 (Sungai Juana), yang melintasi wilayah Kecamatan Jati, Kecamatan Undaan dan Kecamatan Mejobo.

Sembilan Desa di Kudus Masih Dikepung Banjir
Tim Relawan BPBD Kabupaten Kudus bersama Kepala Desa Temulus, Suharto menerjunkan perahu untuk evakuasi warga yang ingin mengungsi.

Sembilan Desa di Kudus Masih Dikepung Banjir

satumenitnews.com - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalakhar BPBD) Kabupaten Kudus, Budi Waluyo mengatakan, sampai Sabtu (6/2) sekitar pukul 22.30 WIB, sebagian pemukiman warga di sembilan desa masih tergenang air. Genangan itu akibat luapan air dari Sungai Wulan dan JU 1, yang terjadi pada Kamis (4/2).

‘’Tingginya debit sungai hingga meluap ini, akibat curah hujan dengan intensitas tinggi sejak dini hari,’’ jelas Budi, Minggu (7/2) pagi.

Sembilan desa yang masih tergenang, kata Budi, yaitu Desa Jati Wetan, Desa Jetis Kapuan dan Desa Tanjung Karang (Kecamatan Jati). Kemudian Desa Ngemplak dan Desa Karangrowo (Kecamatan Undaan), serta Desa Payaman, Desa Gulang, Desa Kirig dan Desa Temulus (Kecamatan Mejobo).

Adapun ketinggian genangan dimasing-masing wilayah bervariasi, antara 0-145 sentimeter di dalam rumah warga. Sedangkan jumlah rumah warga yang tergenang banjir, Di wilayah Kecamatan Jati, Desa Jati Wetan 563 rumah ( 703 KK, 2.812 jiwa), Desa Jetis Kapuan 360 rumah (442 KK,1768 jiwa), Desa Tanjung Karang korban yang terdampak 601 KK dengan 1.712 jiwa.

Kemudian di Kecamatan Mejobo, di Desa Kirig rumah yang terdampak 462 rumah (463 KK, 1.449 jiwa), Desa Payaman 120 rumah (329 KK,1205 Jiwa), Desa Gulang 29 rumah (388 KK, 106 jiwa), Desa Temulus 1.483 rumah (1.819 KK, 5.869 jiwa). Sedangkan di Kecamatan Undaan, di Desa Karangrowo rumah terdampak banjir sebanyak 890 rumah (947 KK, 2.553 jiwa).

‘’Untuk di Desa Ngemplak, berdasarkan laporan yang kami terima jumlah korban terdampak sebanyak 442 KK dengan 1350 jiwa,’’ paparnya.

Masih kata Budi, saat ini sejumlah dapur umum dan tempat pengungsian telah didirikan di masing-masing wilayah terdampak. Sejumlah tim kesehatan dari Puskesmas Mejobo, Puskesmas Jati dan Puskesmas Undaan, juga sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap penyintas.

Adapun kebutuhan warga, untuk logistik diantaranya berupa minyak goreng, telur, sayur-sayuran, bumbu dapur, tempe, tahu, air mineral, makanan siap saji dan sarden.

‘’Untuk kesehatan, yang dibutuhkan di pengungsian diantaranya skatsel, masker dan hand sanitizer,’’ tandasnya.

Terpisah, Camat Mejobo, Muhammad Fitriyanto mengatakan, jumlah pengungsi yang berada di wilayahnya total sebanyak 59 orang. Terdiri dari warga Desa Payaman sebanyak 38 orang (11 anak, dua laki-laki dewasa dan 25 perempuan dewasa) dan Warga Desa Gulang sebanyak 21 orang ( 8 anak, 2 laki-laki dewasa dan 11 perempuan dewawasa. 

"Mereka mengungsi di Balai Desa Gulang dan gedung SD 2 Payaman," pungkasnya. (red/e2)

Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...