WONOSOBO - Tugas Satgas penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Wonosobo untuk mencegah penularan memiliki tantangan, kesulitan demi kesulitan menghambat proses pencegahan wabah, belum lagi dampak sosial ekonomi yang terhubung. Pemberlakuan sensitivitas aktifitas malam atau razia jam malam dari awal pandemi hingga sekarang mulai menuai kontraversi, Kamis (28/01). 

Pemberlakuan Jam Malam Dinilai Sudah Tak Efisien Lagi Oleh Dandim

satumenitnews.com  - Meski masih rutin digelar razia jam malam oleh Satgas Penanggulangan Covid-19, Dandim 0707 Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat memandang kegiatan tersebut kurang efisien. Menurutnya jam malam sudah tidak perlu membangun lagi sehingga roda perekonomian kembali berjalan.

Ia berpendapat yang harus ditegakkan adalah protokol masyarakat kesehatan, memakai masker, menjaga jarak (menjaga agar tidak berkerumun), dan menunjukkan tangan.

"Pedagang malam maupun siang harus sama, patuhi 3M tersebut. Razia tetap jalan tetapi lebih ke penegakan prokes. Bila kasih SP1, melanggar lagi kasih SP2, bila masih melanggar beri SP3 dan lalu beri penutupan penutupan tempat usaha sampai batas waktu tertentu, "ucap Dandim memberi gambaran beberapa waktu lalu. 

Menurutnya yang harus dicari adalah mencegah dalam mencegah penularan wabah serta edukasi agar masyarakat mentaati protokol kesehatan. 

"Kalau hanya membatasi aktifitas warga dengan razia jam malam, saya malah khawatir masyarakat justru mengingat hanya berdasarkan waktu saja. Tapi bila kita mulai fokus edukasi ke Protokol Kesehatan dan menegakkan aturan, justru justru Satgas Covid akan lebih ringan di jangka panjangnya," katanya .

Dandim yang juga menjelaskan bahwa pemikiran tersebut akan disampaikan saat rapat koordinasi Satgas penanggulangan Covid-19 kabupaten Wonosobo. (merah / e2)