WONOSOBO – Nur Said, pria penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan fisik pada kaki kirinya. Ia anak nomor 4 dari 6 bersaudara pasangan Ali Yahroni dan Yatminah, warga Dusun Dalangan Rt 05 Rw 02 Desa Purwojati Kecamatan Kertek. Keterbatasan fisik tidak membuatnya minder, ia percaya bahwa dengan hidup penuh semangat bisa memberikan motivasi bagi orang lain.

Selain sebagai pekerja, ia juga menjual alat pertanian secara online, ia juga melakoni pekerjaan lain sebagai penyalur tenaga kerja ke Semarang, Jakarta dan Luar Jawa. Bahkan Nur Said menerima pemesanan bibit budidaya ikan mujahir, mujahir siap konsumsi dan menerima pesanan ikan cupang.
satumenitnews.com - Diungkapkan Yatminah bahwa Nur Said anaknya yang keempat, saat berumur 1 tahun setelah mengalami sakit panas karena polio yang menjadikan kaki kirinya mengalami lumpuh.
"Pada umur 1 tahun Nur Said mengalami sakit panas dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Ketika diperiksakan, katanya Nur Said terkena polio," jelas Yatminah.
Yatminah menambahkan bahwa Nur Said masih balita pernah akan dijadikan anak asuh oleh orang Wonosobo, Jakarta bahkan orang Belanda, namun dia dan suaminya tidak membolehkannya.
"Meskipun Nur Said mempunyai keterbatasan fisik, banyak yang ingin mengasuhnya, namun saya dan suami merasa keberatan kalau anaknya diasuh orang lain. Meskipun ada kekurangan pada diri Nur Said, sebagai orang tua, kami tidak merasa malu dan hina. Justru kami sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah Swt. Anak adalah amanah yang dianugerahkan, harus dijaga, dididik dengan sebaik-baiknya dengan harapan menjadi anak yang saleh dan akan berguna bagi nusa, bangsa dan agama," paparnya. Senin (18/1).
Ditambahkan Ali Yahroni, dari ketiga anak laki-lakinya yang paling pintar adalah Nur Said, karena mempunyai pemikiran yang lebih maju diantara mereka, selain itu Nur Said sangat nurut dan berbakti kepada ke dua orang tua.
"Dia sangat pintar, nurut dengan orang tua juga maju pemikiranya. Anak yang satu ini juga bisa menjadi tulang punggung bagi orang tuanya, sering kali ia memenuhi kebutuhan keluarga ketika saya sendiri belum mendapat rejeki," kata Ali.
Sementara itu Nur Said mengungkapkan bahwa sebagai penyandang disabilitas, ia tidak merasa minder, meskipun pada awalnya ia harus menghadapi perundungan yang dilakukan orang-orang disekitarnya.
"Perundungan yang saya alami tidak menjadikan saya down ataupun minder, karena dengan keterbatasan fisik tidak menjadikan saya hina, justru kekurangan itu akan menjadi motifasi untuk semua orang ketika kita bisa merasa bersyukur, selalu semangat menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Jangan down, tidak usah minder dan tunjukan bahwa dibalik kekurangan pasti ada kelebihan yang belum tentu dimiliki semua orang," ucap Nur Said.
Menurut Nur Said dengan keterbatasanya, ia merasa sangat sempurna dengan keberadaan kedua orang tua yang selalu mendampingi setiap hari dirumahnya. Nur Said sangat bersyukur mempunyai orang tua yang sudah melahirkan hingga membesarkan dan menyekolahkan meskipun hanya lulus sekolah dasar (SD).
"Bagi saya orang tua adalah sosok pahlawan yang sangat nyata. Apa yang mereka lakukan untuk anak-anaknya selama ini benar-benar luar biasa, yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga," ungkapnya.
"Saya sangat bersyukur masih mempunyai kedua orang tua. Apa yang mereka lalukan untuk anaknya selama ini, saya belum bisa membalas dengan apapun, hanya yang saya lalukan berusaha belajar berbakti kepada mereka dan tidak lupa selalu mendoakan mereka mudah-mudahan dipanjangakan umur, selalu diberi kesehatan dan mendapat perlindungan di dunia dan di akhirat nantinya. Aamiin," tutup Nur Said. (Budilaw79/e2)

Inspirasi dari Nur Said, Penyandang Disabilitas Sejak Balita
Saat ini ia sudah berusia 33 tahun dan masih menggeluti pekerjaan sebagai tukang yang mempertajam alat-alat pertanian. Pekerjaan tersebut sudah dilakukan sejak lulus SD, awalnya ia hanya membantu orang tuanya yang berprofesi sebagai pande besi, pembuat alat pertanian seperti sabit, cangkul, pisau dan sebagainya.Selain sebagai pekerja, ia juga menjual alat pertanian secara online, ia juga melakoni pekerjaan lain sebagai penyalur tenaga kerja ke Semarang, Jakarta dan Luar Jawa. Bahkan Nur Said menerima pemesanan bibit budidaya ikan mujahir, mujahir siap konsumsi dan menerima pesanan ikan cupang.
Nur Said menjalani aktifitasnya sebagai pande besi
satumenitnews.com - Diungkapkan Yatminah bahwa Nur Said anaknya yang keempat, saat berumur 1 tahun setelah mengalami sakit panas karena polio yang menjadikan kaki kirinya mengalami lumpuh.
"Pada umur 1 tahun Nur Said mengalami sakit panas dan kaki sebelah kiri tidak bisa digerakkan. Ketika diperiksakan, katanya Nur Said terkena polio," jelas Yatminah.
Yatminah menambahkan bahwa Nur Said masih balita pernah akan dijadikan anak asuh oleh orang Wonosobo, Jakarta bahkan orang Belanda, namun dia dan suaminya tidak membolehkannya.
"Meskipun Nur Said mempunyai keterbatasan fisik, banyak yang ingin mengasuhnya, namun saya dan suami merasa keberatan kalau anaknya diasuh orang lain. Meskipun ada kekurangan pada diri Nur Said, sebagai orang tua, kami tidak merasa malu dan hina. Justru kami sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah Swt. Anak adalah amanah yang dianugerahkan, harus dijaga, dididik dengan sebaik-baiknya dengan harapan menjadi anak yang saleh dan akan berguna bagi nusa, bangsa dan agama," paparnya. Senin (18/1).
Ditambahkan Ali Yahroni, dari ketiga anak laki-lakinya yang paling pintar adalah Nur Said, karena mempunyai pemikiran yang lebih maju diantara mereka, selain itu Nur Said sangat nurut dan berbakti kepada ke dua orang tua.
"Dia sangat pintar, nurut dengan orang tua juga maju pemikiranya. Anak yang satu ini juga bisa menjadi tulang punggung bagi orang tuanya, sering kali ia memenuhi kebutuhan keluarga ketika saya sendiri belum mendapat rejeki," kata Ali.
Sementara itu Nur Said mengungkapkan bahwa sebagai penyandang disabilitas, ia tidak merasa minder, meskipun pada awalnya ia harus menghadapi perundungan yang dilakukan orang-orang disekitarnya.
"Perundungan yang saya alami tidak menjadikan saya down ataupun minder, karena dengan keterbatasan fisik tidak menjadikan saya hina, justru kekurangan itu akan menjadi motifasi untuk semua orang ketika kita bisa merasa bersyukur, selalu semangat menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Jangan down, tidak usah minder dan tunjukan bahwa dibalik kekurangan pasti ada kelebihan yang belum tentu dimiliki semua orang," ucap Nur Said.
Menurut Nur Said dengan keterbatasanya, ia merasa sangat sempurna dengan keberadaan kedua orang tua yang selalu mendampingi setiap hari dirumahnya. Nur Said sangat bersyukur mempunyai orang tua yang sudah melahirkan hingga membesarkan dan menyekolahkan meskipun hanya lulus sekolah dasar (SD).
"Bagi saya orang tua adalah sosok pahlawan yang sangat nyata. Apa yang mereka lakukan untuk anak-anaknya selama ini benar-benar luar biasa, yang tidak bisa dibayar dengan apapun juga," ungkapnya.
"Saya sangat bersyukur masih mempunyai kedua orang tua. Apa yang mereka lalukan untuk anaknya selama ini, saya belum bisa membalas dengan apapun, hanya yang saya lalukan berusaha belajar berbakti kepada mereka dan tidak lupa selalu mendoakan mereka mudah-mudahan dipanjangakan umur, selalu diberi kesehatan dan mendapat perlindungan di dunia dan di akhirat nantinya. Aamiin," tutup Nur Said. (Budilaw79/e2)
Tidak ada komentar