WONOSOBO - Rerefocusing Covid-19 memaksa perawatan jalan di Kabupaten Wonosobo ditunda, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Wonosobo menyebutkan dari 999,276 km jalan kabupaten, 39 persen kondisinya rusak ringan hingga rusak parah.
“Kami bidang BM, pada tahun 2020 kehilangan anggaran pembangunan jalan sekitar Rp60 miliar kena refocusing baik oleh pemerintah pusat dan daerah. Tahun ini pun sudah ada warning, kemungkinan pemangkasan anggaran lagi,” ucapnya.
Menurutnya, kondisi jalan menjadi semakin memburuk karena sejumlah program perawatan dan perbaikan jalan di beberapa ruas terhambat di tahun kemarin. Bahkan sejumlah aktifis pemerhati jalan sempat memprotes dengan aksi menandai jalan rusak dengan cat putih.
“Untuk panjang jalan kabupaten ada 999,276 km, di tahun 2020 sekitar 39% yang kondisi jalannya rusak ringan dan rusak berat, dan itu bukan kami biarkan. Masih menunggu alokasi anggaran lain agar bisa diperbaiki,” ungkap Aris Jatmika saat di konfirmasi via whatsapp.
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Wonosobo, Nawawi mengatakan hasil monitoring yang dilakukan oleh komisi C, hampir semua jalan kabupaten rusak atau berlubang. Curah hujan yang tinggi dan sistem drainase yang buruk semakin memperparah kondisi jalan.
“Jalan memang menjadi penghubung aktivitas sosial ekonomi, sehingga ketika rusak, masyarakat akan cepat bereaksi. Disini pemerintah harus hadir, harus ada upaya yang jelas dan terukur untuk memperbaiki jalan,” ucapnya.
Dari pantuan yang dilakukan, kondisi jalan kabupaten yang rusak ada di wilayah Kecamatan Kalikajar, Kalibawang, Kaliwiro, Watumalang, Mojotengah, dan Kejajar. Bahkan sejumlah ruas jalan di pusat kota sudah membuat jantungan pengguna jalan.
“Di pusat kota saja rusak belum diperbaiki, bahkan jalan angkatan 45 di jantung kota sudah bonyok, dan jalan RSUD bikin jantungan,” ujarnya. (red/e2)
Dipangkas 60 M, Bina Marga Kabupaten Kelojotan
satumenitnews.com - Kabid Bina Marga DPU PR Ika Aris Jatmika mengatakan sebanyak Rp 60 miliar lebih anggaran dipangkas untuk refokusing Covid-19 sehingga bidangnya tidak mampu untuk merawat dan memperbaiki semua jalan milik kabupaten.“Kami bidang BM, pada tahun 2020 kehilangan anggaran pembangunan jalan sekitar Rp60 miliar kena refocusing baik oleh pemerintah pusat dan daerah. Tahun ini pun sudah ada warning, kemungkinan pemangkasan anggaran lagi,” ucapnya.
Menurutnya, kondisi jalan menjadi semakin memburuk karena sejumlah program perawatan dan perbaikan jalan di beberapa ruas terhambat di tahun kemarin. Bahkan sejumlah aktifis pemerhati jalan sempat memprotes dengan aksi menandai jalan rusak dengan cat putih.
“Untuk panjang jalan kabupaten ada 999,276 km, di tahun 2020 sekitar 39% yang kondisi jalannya rusak ringan dan rusak berat, dan itu bukan kami biarkan. Masih menunggu alokasi anggaran lain agar bisa diperbaiki,” ungkap Aris Jatmika saat di konfirmasi via whatsapp.
Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Wonosobo, Nawawi mengatakan hasil monitoring yang dilakukan oleh komisi C, hampir semua jalan kabupaten rusak atau berlubang. Curah hujan yang tinggi dan sistem drainase yang buruk semakin memperparah kondisi jalan.
“Jalan memang menjadi penghubung aktivitas sosial ekonomi, sehingga ketika rusak, masyarakat akan cepat bereaksi. Disini pemerintah harus hadir, harus ada upaya yang jelas dan terukur untuk memperbaiki jalan,” ucapnya.
Dari pantuan yang dilakukan, kondisi jalan kabupaten yang rusak ada di wilayah Kecamatan Kalikajar, Kalibawang, Kaliwiro, Watumalang, Mojotengah, dan Kejajar. Bahkan sejumlah ruas jalan di pusat kota sudah membuat jantungan pengguna jalan.
“Di pusat kota saja rusak belum diperbaiki, bahkan jalan angkatan 45 di jantung kota sudah bonyok, dan jalan RSUD bikin jantungan,” ujarnya. (red/e2)
Tidak ada komentar