KUDUS - Pemerintah Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah
meresmikan Pasar Jadug. Diresmikannya Pasar Jadug untuk membantu
memulihkan perekonomian masyarakat atas dampak pandemi.

Istri Plt Bupati Kudus Mawar Hartopo yang didampingi Kepala Desa Gulang sedang melihat-lihat barang dagangan yang di gelar pedagang
Pasar Jadug Desa Gulang Dibuka Untuk Pulihkan Ekonomi Masyarakat
Dari pantauan SATUMENITNEWS.COM, pedagang asal desa Gulang menggelar dagangannya di tepi jalan yang sudah di tentukan. Mulai dari makanan ringan, minuman, kasesoris, pakaian, dan masih banyak lainya ada di pasar tersebut.
Aris Subkhan, Kepala Desa Gulang, mengatakan banyak masyarakatnya yang mengeluh atas dampak pandemi covid-19, adanya pasar jadug ini diharap mampu mengakat perekonomian masyarakatnya, sekaligus pengenalan terhadap tokoh Desa Gulang kepada generasi muda.
"Dalam situasi pandemi ini memang kami sepakat untuk menggeliatkan kembali UMKM," jelas dia saat ditemui di pasar jadug, Minggu (1/11).
Ditanya soal nama Pasar Jadug, pihaknya menjelaskan, bahwa pasar jadug diambilkan dari nama petilasan tokoh desa Gulang yang bernama Joko Bedug.
"Sebelumnya kami sudah memunta izin kepada juru kunci petilasan Mbah Joko Bedug. Malah berterimakasih nama Joko Bedug dibangkitkan kembali supaya anak, cucu, dan generasi muda itu tahu," ucapnya.
Untuk operasi Pasar Jadug, pihaknya masih akan mendiskusikan terlebih dahulu. Selain itu, ia juga meluncurkan program Kampung Iklim.
"Kalau melihat antusiasme masyarakat kali ini memang sangat tinggi. Kampung iklim itu mengajak masyarakat di tengah pandemi ini bisa memanfaatkan tanaman di lingkungan sekitar. Jadi masyarakat itu kami ajak mananam sayur, buah, hingga empon-empon di pekarangan rumah," katanya.
Lebih lanjut, protokol kesehatan diterapkan secera ketat, seperti sebelum masyarakat memasuki Pasar Jadug akan dilakukan pengecekan suhu, penyediaan tempat cuci tangan, hingga mewajibakan memakai masker.
"Karena di Pasar Jadug itu, semua protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Jarak pedagang satu dan yang lainya pun ditata agar tak menimbulkan kerumun. Pengecekan suhu, penyediaan tempat cuci tangan, hingga bermasker itu tetap hal wajib," ungkapnya.
Hadir dalam pembukaan Pasar Jadug, istri Plt Buoati Kudus, Mawar Hartopo, Camat Mejobo Mohamad Fitriyanto,dan ibu-ibu PKK. (yk/e2)
Aris Subkhan, Kepala Desa Gulang, mengatakan banyak masyarakatnya yang mengeluh atas dampak pandemi covid-19, adanya pasar jadug ini diharap mampu mengakat perekonomian masyarakatnya, sekaligus pengenalan terhadap tokoh Desa Gulang kepada generasi muda.
"Dalam situasi pandemi ini memang kami sepakat untuk menggeliatkan kembali UMKM," jelas dia saat ditemui di pasar jadug, Minggu (1/11).
Ditanya soal nama Pasar Jadug, pihaknya menjelaskan, bahwa pasar jadug diambilkan dari nama petilasan tokoh desa Gulang yang bernama Joko Bedug.
"Sebelumnya kami sudah memunta izin kepada juru kunci petilasan Mbah Joko Bedug. Malah berterimakasih nama Joko Bedug dibangkitkan kembali supaya anak, cucu, dan generasi muda itu tahu," ucapnya.
Untuk operasi Pasar Jadug, pihaknya masih akan mendiskusikan terlebih dahulu. Selain itu, ia juga meluncurkan program Kampung Iklim.
"Kalau melihat antusiasme masyarakat kali ini memang sangat tinggi. Kampung iklim itu mengajak masyarakat di tengah pandemi ini bisa memanfaatkan tanaman di lingkungan sekitar. Jadi masyarakat itu kami ajak mananam sayur, buah, hingga empon-empon di pekarangan rumah," katanya.
Lebih lanjut, protokol kesehatan diterapkan secera ketat, seperti sebelum masyarakat memasuki Pasar Jadug akan dilakukan pengecekan suhu, penyediaan tempat cuci tangan, hingga mewajibakan memakai masker.
"Karena di Pasar Jadug itu, semua protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Jarak pedagang satu dan yang lainya pun ditata agar tak menimbulkan kerumun. Pengecekan suhu, penyediaan tempat cuci tangan, hingga bermasker itu tetap hal wajib," ungkapnya.
Hadir dalam pembukaan Pasar Jadug, istri Plt Buoati Kudus, Mawar Hartopo, Camat Mejobo Mohamad Fitriyanto,dan ibu-ibu PKK. (yk/e2)
Tidak ada komentar