WONOSOBO - Empat puluh dua tahun sudah, wanita paruh baya ini menjalani pekerjaan sebagai penjahit permak pakaian di pasar Kertek. Piyah (56) warga Kampung Jambusari Kelurahan Kertek Kecamatan Kertek mengaku menjadi penjahit pakaian sejak umur 14 tahun. Suaminya meninggal dunia pada tahun 1996, meninggalkan 4 orang anak yang harus ia hidupi seorang diri.

"Suami saya meninggal tahun 1996 mas dan meninggalkan 4 anak. Belum selesai menghadapi cobaan meninggalnya suami, selang 1 tahun kembali diterpa cobaan, kios toylor beserta peralatan jahit yang saya miliki habis dilalap api, akibat kebakaran pasar Kertek sekitar tahun 1997," ungkapnya Minggu (8/11).
Menjadi single parent tidak menyurutkan semangat hidupnya, meskipun banyak hal yang harus dihadapi dan dijalani setiap harinya. Piyah harus bekerja keras untuk menghidupi dan menyekolahkan keempat anaknya, 2 laki-laki dan 2 perempuan.

Andalkan Permak Pakaian, Piyah Hidupi Empat Orang Anaknya
satumenitnews.com - Diceritakan Piyah bahwa sebelum melanjutkan profesi sebagai penjahit permak pakaian di pasar, ia dulu bersama suami selama 18 tahun pernah buka taylor di rumah juga di pasar Kertek, sebelum suaminya meninggal karena sakit."Suami saya meninggal tahun 1996 mas dan meninggalkan 4 anak. Belum selesai menghadapi cobaan meninggalnya suami, selang 1 tahun kembali diterpa cobaan, kios toylor beserta peralatan jahit yang saya miliki habis dilalap api, akibat kebakaran pasar Kertek sekitar tahun 1997," ungkapnya Minggu (8/11).
Menjadi single parent tidak menyurutkan semangat hidupnya, meskipun banyak hal yang harus dihadapi dan dijalani setiap harinya. Piyah harus bekerja keras untuk menghidupi dan menyekolahkan keempat anaknya, 2 laki-laki dan 2 perempuan.
Dengan terus berusaha, anak-anaknya bisa menyelesaikan sekolah, meski anak pertama hanya lulus SD, anak kedua dan ketiga bisa lulus SMP dan anak bungsunya bisa lulus SMA. Piyah merasa bahagia dan bangga dengan hasil perjuangannya selama ini.
"Alhamdulillah meski bekerja sendiri, saya masih mampu menghidupi keluarga serta menyekolahkan anak hingga lulus. Kini keempat anak saya sudah menjalani hidup berumah-tangga bersama suami dan istri mereka. Bahkan anak-anak telah memberikan 4 cucu untuk saya," katanya sembari mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya.
Lanjutnya, saat ini dia sudah tidak menerima jahitan pakaian di rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup serta menghilangkan kejenuhan, ia kembali mencari kesibukan dengan melanjutkan profesi sebagai penjahit yang menangani jasa permak pakaian. Membesarkan dan mengecilkan pakaian, mengganti resleting, serta membetulkan pakaian yang sobek menjadi kegiatannya sehari-hari.
"Penghasilan yang saya dapat tidak menentu, apalagi adanya covid-19 sangat berpengaruh terhadap usaha yang saya jalani. Meskipun sedikit, sudah ada pemasukan Rp 15.000 per hari. Saya merasa bersyukur, karena apa yang sudah saya dapat adalah suatu anugerah kenikmatan yang luar biasa dari Allah Swt. Ini wujud ikhtiar yang saya lakukan," imbuh Piyah. (Budilaw79/e2)
"Alhamdulillah meski bekerja sendiri, saya masih mampu menghidupi keluarga serta menyekolahkan anak hingga lulus. Kini keempat anak saya sudah menjalani hidup berumah-tangga bersama suami dan istri mereka. Bahkan anak-anak telah memberikan 4 cucu untuk saya," katanya sembari mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya.
Lanjutnya, saat ini dia sudah tidak menerima jahitan pakaian di rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup serta menghilangkan kejenuhan, ia kembali mencari kesibukan dengan melanjutkan profesi sebagai penjahit yang menangani jasa permak pakaian. Membesarkan dan mengecilkan pakaian, mengganti resleting, serta membetulkan pakaian yang sobek menjadi kegiatannya sehari-hari.
"Penghasilan yang saya dapat tidak menentu, apalagi adanya covid-19 sangat berpengaruh terhadap usaha yang saya jalani. Meskipun sedikit, sudah ada pemasukan Rp 15.000 per hari. Saya merasa bersyukur, karena apa yang sudah saya dapat adalah suatu anugerah kenikmatan yang luar biasa dari Allah Swt. Ini wujud ikhtiar yang saya lakukan," imbuh Piyah. (Budilaw79/e2)
Tidak ada komentar