Kodim Polres Borong Sayur Petani, Untuk Apa?
satumenitnews.com- Harga sayur terpuruk, petani pun enggan memanen hasil kebunnya. Biaya panen tidak bisa tercover karena harga sayuran sangat rendah. Kodim 0707 dan Polres Wonosobo berinisiatif memborong sayur petani di Desa Lamuk dan Bowongso Kecamatan Kalikajar senin (14/9). Sedikit membantu petani dalam masa pandemi ini.
Kodim Polres Borong Sayur Petani, Untuk Apa?
WONOSOBO- Dandim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa banyak sektor ekonomi yang terpuruk akibat Covid-19. Daya beli masyarakat menurun, akibatnya hasil pertanian tidak laku di pasaran. Biaya panen dan ongkos angkut tidak sebanding dengan nilai jual yang didapat.
"Banyak petani enggan memanen hasil kebunnya, dibiarkan begitu saja di kebun. Kalau dipanen justru akan merugi karena harus mengeluarkan biaya untuk ongkos angkutnya," ujarnya.
Melihat hal tersebut, lanjutnya, Kodim bekerja sama Polres Wonosobo melakukan aksi bakti untuk negeri, memborong sayuran hasil kebun petani di desa Lamuk, Bowongso kecamatan kalikajar. Sayur tersebut kemudian dibagikan kepada anggota dan masyarakat yang kebetulan lewat di depan Makodim.
Lebih lanjut, Dandim menyampaikan hanya sedikit membantu sebagian kecil masyarakat, belum bisa membantu dalam jumlah besar. Anggota Kodim dan Polres terjun langsung ke ladang memetik sayur seperti kubis, kol dan labu siam. Total sayuran yang dibeli dari petani sejumlah 3 ton.
"Total sayuran yang kita beli 3 ton, akan kita bagikan kepada masyarakat yang melintas di Makodim," ujarnya
Kapolres Wonosobo AKBP Fanky Ani Sugiharto, S. IK., M.Si melalui Kasat Sabhara AKP Agus Priyono, S.H. mengungkapkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program Seribu Daun yang dicanangkan Polres Wonosobo dalam rangka antisipasi pandemi Covid-19. Pihaknya mengaku hanya sedikit membantu petani yang kurang beruntung.
“Kami hanya membantu panen dan pengangkutan saja sudah merasakan beban yang berat, apalagi jika harus menanggung kerugian yang tidak sedikit, bahkan bisa dibilang kerugian total,” kata AKP Agus.
Kades Lamuk, Zainur Rosyidi mengungkapkan pada saat ini harga sayur memang sangat anjlok, petani enggan memanen hasil kebunnya dan dibiarkan tergeletak membusuk.
“Beberapa waktu yang lalu bahkan sampai tidak bernilai. Masyarakat enggan memanen hasil kebun karena hasil penjualan belum bisa menutup ongkos petik saja,” jelas Zaenur Rosyidi.
Kades Lamuk berharap, ada campur tangan dari pemerintah daerah untuk setidaknya menstabilkan harga sayuran di pasaran sehingga petani tidak terus menerus menderita kerugian. (red)
Tidak ada komentar