Masih Zona Merah, Hartopo Belum Ijinkan Belajar Tatap Muka
KUDUS-Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus HM Hartopop belum mengijinkan sekolah melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di ruang kelas. Mengingat angka kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Kudus masih merangkak naik, bahkan bisa mencapai 40 kasus dalam sehari.
‘’Kasus positif covid-19 di Kudus trennya masih naik dan masih berstatus zona merah,’’ kata Hartopo baru-baru ini.
Dia pun mengaku sudah membuat simulasi penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Meski demikian, simulasi itu hingga kini belum dapat dilaksanakan karena dinilai Kudus belum menginjak zona aman dari penyebaran virus korona.
Dalam gambar simulasinya, sambung Hartopo, jam belajar siswa di kelas akan dibagi menjadi dua yakni pagi dan sore. Kebijakan itu diberlakukan untuk penerapan penerapan physical distancing di dalam kelas.
‘’Rencananya dibuat dua kelas, kelas pagi dan kelas sore,’’ jelasnya.
Lebih lanjut, rencana pembagian kelas itu untuk menindaklanjuti adanya keluhan dari para orang tua. Selain itu, tugas yang diberikan kepada siswa secara virtual, tidak memiliki kejelasan apakah yang membuat siswa sendiri atau orang tuanya.
‘’Belajar virtual ini tidak jelas, yang mengerjakan orang tua atau kakaknya di rumah,’’ tandansya.
Hartopo berharap, jika kondisi Kota Kudus sudah pulih dari penyebaran virus korona, KMB secara tatap muka di kelas dapat digelar kembali. Terutama saat pelaksaan ujian sekolah harus tetap di gelar secara koncensional.
‘’Tetepi saya minta orang tua mendampingi anaknya langsug,’’ pinta Hartopo.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PKB DPRD Kabupaten Kudus, Ali Ikhsan mengkritisi soal pembelajaran secara online itu. Menurutnya, KBM sistem dalam jaringan (daring) membuat stress orang tua karena tidak mampu mendampingi anaknya saat mengikuti proses pembelajaran di rumah secara online.
‘’Orang tua, terutama Ibu-ibu merasa kesulitan mendampingi anaknya belajar. Akhirnya melampiaskan emosinya itu kepada suami dan anaknya,’’ ungkap Ali usai mengikuti sidang paripurna di DPRD Kudus, Selasa (28/7).
Dia berharap, pemerintah segera membuka kembali KMB secara konvensial atau tatap muka di dalam kelas. Dengan demikian, siswa dapat konsentrasi saat mengikuti kegiatan KMB dengan didampingi gurunya.
‘’Saya rasa tidak adil, jika beban pembelajaran di sekolah itu dibebankan kepada orang tua di rumah,’’ tandasnya. (red)
Tidak ada komentar