satumenitnews.com - Komunitas Kopi Muria yang beranggotakan petani kopi asal Desa Colo, Kecamatan Dawe berencana membuka ‘Basecamp Edukasi Wisata Kopi’Agustus 2020 mendatang. Destinasi wisata baru di kawasan pegunungan Muria ini akan digadang-gadang menjadi salah satu destinasi unggulan Kabupaten Kudus.
![]() |
Komunitas Kopi Muria foto bersama Plt Bupati Kudus HM Hartopo (kaos) putih dan Kabid Pariwisata Mutrikah (berjilbab). |
Kudus Rencanakan Buka Edukasi Wisata Kopi, Diharapkan Tingkatkan Gairah Wisatawan Di Akhir Pandemi
KUDUS - Ketua
Komunitas Kopi Muria, Pujiharto mengatakan, tujuan dibukanya base camp
wisata kopi ini untuk memulihkan gairah kepariwisataan di Kabupaten Kudus, setelah tiga bulan terakhir tempat wisata ditutup dan tidak ada kegiatan untuk
meminimalisir penyebaran Covid-19.
‘’Sebelum Maret 2020 kemarin nyaris tidak ada kegiatan
wisata, sehingga omzet turun hampir 90 persen,’’ kata Pujiharto.
"Secara
resmi, pembukaan Base camp Edukasi Wisata Kopi untuk wisatawan luar
daerah masih menunggu ijin turun dari Pemkab Kudus. Meski demikian sudah kita siapkan alat kesehatan (Alkes) seperti masker, thermogun, westafel portabel,
handsanitizer dan alkes lainnya untuk menunjang penerapan protokol kesehatan. Karena saat ada pengunjung wajib untuk menerapkan protokol
kesehatan,’’ tandasnya.
Puji juga menjelaskan wisata edukasi
tersebut mengusung konsep menjelajahi perkebunan kopi di kawasan pegunungan
Muria yang luasnya mencapai 240 hektare. Dalam kegiatan jelahah tersebut wisatawan juga diajarkan dan diperbolehkan memetik buah kopi yang sudah matang.
‘’Kebetulan bulan Agustus tahun ini sedang panen raya. Jadi wisatawan boleh ikut memetik kopi langsung dari pohonnya,’’ imbuhnya.
Disinggung soal hasil panen, Puji menuturkan bahwa setiap
petani mendapat hasil yang berbeda-beda setiap tahunnya karena tergantung luas
lahan yang dimiliki. Rata-rata, satu hektare lahan berpotensi menghasilnay 3-4
ton biji kopi dalam setahun. (red)
Tidak ada komentar