satumenitnews.com - Setelah kurang lebih 5 bulan masa pandemi Covid-19 berlangsung, belajar secara online yang dilakukan oleh siswa-siswi di Sekolah Dasar dirasa menambah beban bagi orang tua siswa. Hal ini dikarenakan mereka harus meluangkan waktu di sela mencari nafkah dan menjadi pengganti guru untuk mendampingi anak-anak dalam mengerjakan tugas sekolah yang materi pelajarannya tidak mereka pahami serta diluar kemampuannya.
![]() |
Eva yang mendampingi dua putranya mengerjakan tugas sekolah |
Banyak Orang Tua Murid Sekolah Dasar Keluhkan Sistem Belajar Online
Wonosobo, Eva Kristi Ningsih, salah satu orang tua murid SDN 1 Kertek asal Prumbanan Desa Purwojati , mengungkapkan sejak dirumahkannya kegiatan sekolah akibat Covid-19 anak-anaknya harus belajar secara online di rumah dengan menggunakan handphone/android, ia merasa terbebani. Menurut ungkapannya sebagian besar orang tua akhirnya harus membelikan handphone untuk anak sebagai sarana belajar mengerjakan tugas sekolah, terlebih hampir 2 minggu sekali harus membeli paket data.
"Padahal belum tentu kami mempunyai uang karena penghasilan pas-pasan. Selain itu kami harus membeli buku LKS tema sebagai buku pendamping belajar anak dirumah. Belum lagi saat anak-anak belajar harus didampingi, sementara banyak materi pelajaran yang tidak kami pahami. Rutinitas ini juga mengganggu waktu kami saat harusnya mencari nafkah pada pagi hari," keluh Eva, Sabtu (25/07).
"Padahal belum tentu kami mempunyai uang karena penghasilan pas-pasan. Selain itu kami harus membeli buku LKS tema sebagai buku pendamping belajar anak dirumah. Belum lagi saat anak-anak belajar harus didampingi, sementara banyak materi pelajaran yang tidak kami pahami. Rutinitas ini juga mengganggu waktu kami saat harusnya mencari nafkah pada pagi hari," keluh Eva, Sabtu (25/07).
Belajar online menutut Eva benar-benar menjadi beban dan menambah pekerjaannya, karena setiap hari dirinya harus mendampingi dan membantu 2 anak, "Anak saya kelas 3 dan kelas 5, untuk mengerjakan tugas sekolah dirumah dengan materi yang benar-benar tidak saya pahami, ini di luar kemampuan dan bukan kapasitas kami. Sementara kami sudah memiliki jadwal sendiri sebagai buruh," ujar Eva.
![]() |
Bila ada orang tua yang merasa kesulitan, kami selalu siap dan bersedia mendampingi sampai pukul 20.00 Wib untuk menjawab apa yang ditanyakan wali murid," ujar Kepsek SDN 1 Kertek, Narni S.pd |
Sementara Kepsek SDN 1 Kertek, Narni S.pd mengatakan bahwa wali murid di SDN 1 Kertek mayoritas sudah mempunyai handphone android, jadi mereka tidak akan mengalami kesulitan dalam membantu mengerjakan tugas untuk anak-anaknya dengan cara online.
Menurut Narni, tidak ada kesulitan bagi para guru untuk melakukan pembelajaran melalui online kepada siswa dan siswinya. Pihaknya selalu menyarankan kepada para murid dalam mengerjakan soal harus tertulis di buku dan dikirim melalui Whatsapp para guru yang ada.
Ia menambahkan, sering mendengar keluhan bahwa orang tua merasa sangat berat dengan adanya belajar secara online, karena mau tidak mau orang tua harus menjadi pengganti guru. pihaknya tidak menutup telinga tetap menanggapi apa yang menjadi kesulitan bagi orang tua murid dan melakukan komunikasi dengan mereka.
"Ada beberapa faktor kesulitan yang dialami orang tua murid ketika harus menjadi pengganti guru/sebagai pendamping anak belajar dirumah, salah satunya mereka harus mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan ada yang berdagang, buruh dan lainya itu yang membuat mereka merasa kesulitan sehingga tidak bisa maksimal untuk membantu anak dalam mengerjakan tugas secara online," bebernya.
Pihak sekolah sudah melakukan sosialisasi kepada wali murid pada waktu rapat di ruang kelas, "Bila ada orang tua yang merasa kesulitan, kami selalu siap dan bersedia mendampingi sampai pukul 20.00 Wib untuk menjawab apa yang ditanyakan wali murid," jelasnya.
Lebih lanjut Narni menjelaskan untuk pembelajaran di tahun ajaran baru selain meminjamkan buku paket yang diwajibkan ke 1 anak 1 buku ada LKS yang hanya sebagai pendamping/tugas tambahan.
"Selain buku pokok dari pemerintah harus ada buku pendamping terutama yang mempunyai anak baru masuk sekolah di kelas 1, karena loncatan dari TK ke kelas 1 mereka benar-benar belum tahu pelajaranya seperti apa, sehingga mereka membeli buku pendamping seharga Rp.10.000 per buku yang bisa dibayar selama 1 tahun," jelas Narni lagi.
"Perlu diketahui bahwa LKS tema kelas 1 tahun ajaran baru ada 4 buku tema dan 4 buku Airlangga yaitu buku 1a, 1b, 1c, 1d, kemudian LKS agama dan bahasa jawa untuk satu semester. Siswa-siswi SDN 1 Kertek setiap hari diberi tugas mengerjakan 2 mapel yang harus ditulis dibuku lalu dikirim melalui Whatsapp sebagai bukti kalau mereka sudah mengerjakan tugas. Mereka juga selalu diabsen setiap harinya terhitung dari urutan dalam mengirimkan tugasnya melalui handphone/whatsapp," kata Narni.
Narni berharap semua murid SDN 1 Kertek agar selalu berkomunikasi dengan bapak atau ibu guru mereka, "Semoga komunikasi antara guru dan murid tetap terjaga, tetap semangat dan rajin belajar. Kami juga berharap mereka tetap menerapkan protokol kesehatan di rumah masing-masing," harap Narni S.Pd. (BL-79)
Tidak ada komentar