Breaking News

Tujuh Bulan Menganggur, Pasutri Ini Menjual Serabi di Pinggir Jalan

WONOSOBO - Akibat dampak Covid-19, Pasutri pekerja swasta Nur Afandi dan Siti Bariyah warga Dusun Trajon Desa Bojasari Kecamatan kertek, harus banting setir merintis usaha kecilnya dengan menjual serabi berbagai varian rasa di pinggir jalan. Tujuh bulan mereka mengangur karena tidak mempunyai pekerjaan lain setelah berhenti bekerja di Yongki Komaladi sebagai suplayer payet sandal, sepatu dan tas.

     Nur Afandi Penjual serabi pinggir jalan aternatif                        Bojasari Kertek - Semayu Selomerto

satumenitnews.com - Dikatakan Nur Afandi, bersama istri beberapa tahun bekerja sebagai suplayer payet sandal, sepatu dan tas. Barang tersebut biasa dikirim ke luar jawa diantaranya ke Makasar, Medan dan Kalimantan. Adanya virus pandemi Covid-19 pengiriman barang yang dipesan konsumen semakin minim. Hal tersebut membuat Pasutri ini memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai pemayet dan menganggur sampai 7 bulan.


"Menjadi suplayer payet sudah lama, namun, kami harus memutuskan untuk berhenti bekerja karena pengiriman barang hasil payet ke luar Jawa tertunda-tunda hingga minim pemesanan barang dari konsumen. Ini benar-benar dampak dari adanya virus pandemi Covid-19 hingga kami pun menganggur sampai 7 bulan dan hanya diam di rumah," ucapnya, Sabtu (20/03/21).


Ia mengungkapakan, menghadapi kondisi saat itu sangat bingung karena tidak mempunyai pekerjaan, dan dengan tidak sengaja mereka bertemu orang Solo di dusun Trajon dan mengajaknya untuk membantu menjualkan produk serabi miliknya di kota Solo.


"Beliau mengajak saya untuk menjualkan produk usahanyadi Solo, dari situ saya merasa ada kesempatan bekerja dan bisa menyerap ilmu pembuatan serabi, mulai dari bahan baku apa saja, mengadonya seperti apa hingga praktik langsung menaruh adonan serabi di tempat mirip pengorengan kecil yang terbuat dari tanah hingga menjadi makanan siap konsumsi," ungkapnya.


Lanjutnya, di tengah virus pandemi sekitar bulan Oktober 2020 Nur Afandi mulai merintis usaha kecil dengan membuat  berbagai varian rasa serabi yang pernah dipelajari. Mereka menjual makanan tersebut dilapak pinggir jalan aternatif Bojasari - Semayu sebelah rumahnya.


"Kami jualan di pinggir jalan aternatif, Alhamdulillah sedikit demi sedikit sudah berjalan. Serabi yang kami buat ada beberapa varian rasa diantranya rasa keju, coklat, gula jawa dan serabi kuah," terang Nur Afandi.


Serabi buatan Pasutri ini dijual Rp. 2000 per biji, dalam sehari mereka bisa mendapat profit sekitar 40 persen dari modal bahan pembuatan makanan yang dijual. (Budilaw79)


Tidak ada komentar

Terbaru

 Pemerintah Kabupaten Wonosobo mengaku telah memperkenalkan program penataan dan penguatan Kawasan 5 Dieng Baru kepada Kemenparekraf beberap...