Greget Saat Anggota DPRD Temukan Data Tak Sinkron Di KUA PPAS 2019 Dan 2020
Greget Saat Anggota DPRD Temukan Data Tak Sinkron Di KUA PPAS 2019 Dan 2020 - Anggota DPRD Kabupaten Wonosobo menemukan data tak sinkron pada pengajuan KUA PPAS 2020 yang disodorkan oleh Pemkab Wonosobo usai rapat paripurna. Seperti yang di ketahui bersama penyusunan KUA PPAS diajukan berdasarkan kondisi makro daerah dengan data 2 atau 3 tahun sebelumnya.
"Contoh kita temukan lampiran data laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 yang sama dari data BPS tersbut pada KUA PPAS 2019 dan KUA PPAS 2020 isinya tidak sama. Begitu pula data angka kemiskinan dan PDRB. Padahal saat data satu sektor PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) untuk penyusunan KUA PPAS berubah maka semua sektor akan berubah. Bila data saja sudah tidak sinkron maka yang menjadi pertanyaan adalah, Apakah salah ketik atau manipulasi data, padahal menurut mereka sumbernya sama-sama dari BPS," bebernya.
Ika juga menerangkan bila data penyusunan KUA PPAS sudah tidak valid maka bisa jadi program akan tidak tepat sasaran, ia mengumpamakan orang sakit yang minum obat salah resep.
"Nanti dirapat paripurna selanjutnya ini akan kita tanyakan, apakah ini cuma salah ketik atau ada unsur kesengajaan," ungkapnya.(anj)
Greget Saat Anggota DPRD Temukan Data Tak Sinkron Di KUA PPAS 2019 Dan 2020
Anggota DPRD Kabupaten Wonosobo, Ika Sulistya Putra Dasawarsa, ST menjelaskan temuan data tak sinkron yang diajukan di KUA PPAS 2020 dengan data KUA PPAS 2019, dalam penjelasannya ia mencontohkan lampiran data laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 yang memiliki sumber yang sama dari BPS, pada KUA PPAS 2019 dan KUA PPAS 2020 angkanya tidak sama."Contoh kita temukan lampiran data laju pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 yang sama dari data BPS tersbut pada KUA PPAS 2019 dan KUA PPAS 2020 isinya tidak sama. Begitu pula data angka kemiskinan dan PDRB. Padahal saat data satu sektor PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) untuk penyusunan KUA PPAS berubah maka semua sektor akan berubah. Bila data saja sudah tidak sinkron maka yang menjadi pertanyaan adalah, Apakah salah ketik atau manipulasi data, padahal menurut mereka sumbernya sama-sama dari BPS," bebernya.
Ika juga menerangkan bila data penyusunan KUA PPAS sudah tidak valid maka bisa jadi program akan tidak tepat sasaran, ia mengumpamakan orang sakit yang minum obat salah resep.
"Nanti dirapat paripurna selanjutnya ini akan kita tanyakan, apakah ini cuma salah ketik atau ada unsur kesengajaan," ungkapnya.(anj)
Tidak ada komentar